Sobat Sobat SenjuJasrizal.blogspot.com yang baik hati,,, TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG INI... mohon maaf atas segala kekurangan, mudah-mudahan bermanfaat dan dapat sobat2ku mengambil hikmah didalamnya....^_^

Selasa, 26 Februari 2013

Perdebatan Antara Imam Ja’far dengan Syiah Rafidha tentang Keutamaan Abu Bakar Ra


JA`FAR ASH-SHADIQ. Dia adalah Imam Ja`far bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Ali bin Abu Thalib. Perhatikan silsilah keluarganya. Jika anda mengidolakan Ali dan ahlul baitnya, maka cintailah keturunannya ini, karena kami pun insya Allah mencintai beliau. Ja`far Ash-Shadiq adalah Imam ke-6 yang diklaim Syiah (Rafidhah) sebagai salah satu Imam 12 mereka yang ma`shum. Semenjak dahulu Syiah mengklaim bahwa mereka mengikuti manhaj dan langkah Ja`far Ash-Shadiq. Madzhab mereka dalam bidang fikih adalah ucapan-ucapan dan pendapatnya
Ada seorang syi`ah yang mengklaim keutamaan Ali di atas Abu Bakar Ash-Shiddiq di hadapan Ja`far Ash-Shadiq. Setelah orang syi`ah ini
mendengarkan argumentasi Ja`far, dia menyatakan taubat dari kesalahannya yang telah mengedepankan seseorang atas Abu Bakar. Teks perdebatan ini diabadikan dalam dua manuskrip yang sangat langka dan berharga. Satu manuskrip ada dalam Perpustakaan Syahid `Ali Basha di Istanbul, yang bernomor 2764. Fakta sejarah ini dituangkan dalam sepuluh halaman. Manuskrip kedua ada dalam Perpustakaan Zhahiriyah, Damaskus dalam kumpulan bernomor 111, sebanyak sembilan lembar.
Kedua manuskrip tersebut berstatus standar, andal, dan dikuatkan dengan sanad-sanad (silsilah yang meriwayatkan) dan banyaknya sama`at (riwayat yang dalam bentuk pendengaran). Teks perdebatan ini belum pernah dicetak sebelumnya, hingga Syaikh Ali Abdul Aziz Ali Syibl mengeditnya berdasarkan dua manuskrip tadi dengan meneliti masalah-masalah yang menjadi bahan perdebatan. Cetakan pertama keluar pada tahun 1417 H dengan judul “Perdebatan Ja`far Ash-Shadiq dengan Seorang Rafidhi tentang Pengutamaan antara Abu Bakar denganAli Radhiallahu `anhuma”.
TEKS PERDEBATAN
Seorang Rawi (Narator) menuturkan bahwa ada seorang Syiah (Rafidhi) mendatangi Ja`far Ash-Shadiq. Ia segera berucap salam, “Assalamu `alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.” Ja`far langsung menjawab salam.
Syiah Rafidha: “Wahai putra Rasulullah, siapakah manusia terbaik setelah Rasulullah shalallahu `alaihi wasallam?”
Ja`far Ash-Shadiq: “Abu Bakar.”
Syiah Rafidha: “Mana hujjah (dalil) dalam hal itu?”
Ja`far Ash-Shadiq: “Firman Allah ta`ala: ‘Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya dari (Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata, ’Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.’ Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad), dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya.’ (Surat At-Taubah:40) Coba pikirkan apa ada orang yang lebih baik dari dua orang sedang yang ketiganya adalah Allah? Tidak ada seorang pun yang lebih afdhal dari Abu Bakar selain Nabi Shalallahu `alaihi wasallam.”
Syiah Rafidha: “Sesungguhnya Ali bin Abu Thalib telah tidur di tikar Rasulullah (demi menggantikannya) tanpa mengeluh (jaza`: tabah) dan tidak takut (faza`: tegar).”
Ja`far Ash-Shadiq: “Dan begitu pula Abu Bakar, dia bersama Rasulullah, tanpa jaza` dan faza’.”
Syiah Rafidha: “Sesungguhnya Allah ta`ala telah menyatakan berbeda dengan apa yang anda katakan!”
Ja`far Ash-Shadiq: “Apa yang di firmankan Allah?”
Syiah Rafidha: “Ketika dia berkata kepada temannya, ‘Janganlah kamu berduka cita (huzn). Sesungguhnya Allah bersama kita,’ bukankah ketakutan tadi adalah jaza`?”
Ja`far Ash-Shadiq: “Tidak! Karena huzn (sedih) itu bukan jaza` dan faza`. Sedihnya Abu Bakar adalah khawatir jika Rasulullah dibunuh dan agama Allah tidak lagi ditaati. Jadi kesedihannya terhadap agama Allah dan terhadap Rasul Allah bukan sedih terhadap dirinya. Bagaimana (ia sedih), dia telah disengat (hewan berbisa) lebih dari seratus sengatan dan tidak pernah mengatakan “His” juga (tidak pernah) mengatakan “Uh”!”
Syiah Rafidha: “Sesungguhnya Allah Ta`ala berfirman, ‘Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).’ (Surat Al-Maidah:55). Ayat ini turun tentang perihal Ali bin Abu Thalib ketika menshadaqohkan cincinnya ketika dia ruku`, maka Rasulullah bersabda, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menjadikannya (ayat) di dalam diriku dan ahlul baitku.’”
Ja`far Ash-Shadiq: “Ayat yang sebelumnya lebih agung daripadanya. Allah berfirman, ‘Hai orang- orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum (bisa kelompok atau orang) yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintainya,’ (Surat Al-Maidah 54, ayat sebelumnya). Ternyata perbuatan riddah (murtad, keluar dari islam) terjadi besar-besaran sepeninggal Rasulullah shalallahu `alaih wasallam. Orang-orang kafir itu berkonsentrasi di Nawahand, mereka berkata, ‘Orang yang selama ini mereka bela—maksudnya Nabi—kini telah mati.’ Hingga Umar Radhiallahu `anhu berkata kepada Abu Bakar yang bertekad memerangi mereka, ‘Terimalah salat dari mereka dan biarkan (tinggalkan, maafkan) zakat bagi mereka’, maka Abu Bakar berkata, ‘Demi Allah seandainya mereka menghalangiku (tidak mau menyerahkan) zakat yang dulu mereka membayarkannya kepada Rasulullah, pasti aku memerangi mereka seorang diri.’ Maka ayat ini lebih utama untuk Abu Bakar Radhiallahu `anhu.”
Syiah Rafidha: “Sesungguhnya Allah Ta`ala berfirman: ‘Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan siang hari secara sembunyi dan terang-terangan.’ (Al-Baqoroh:274).” Ayat ini turun tentang perihal Ali. Dia memiliki empat dinar. Satu dinar dia nafkahkan di malam hari, satu dinar dia nafkahkan di siang hari, satu dinar secara sembunyi-sembunyi, dan satu dinar dengan terang-terangan. Maka turunlah ayat ini.”
Ja`far Ash-Shadiq: “Abu Bakar memiliki yang lebih utama lagi di dalam Al-Qur`an. Allah berfirman (dalam surat Al-Lail): ‘Demi malam apabila menutupi—ini adalah sumpah Allah—Dan siang apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan, sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Ada pun orang yang memberikan (hartanya di jalanAllah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga). —Ia adalah Abu Bakar—Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah—Ia adalah Abu Bakar—Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya—Ia adalah Abu Bakar—Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya—ia adalah Abu Bakar. Dia telah menafkahkan untuk (dakwah Rasulullah) sebanyak 40 ribu, sehingga beliau bersuka cita. Kemudian turunlah Jibril alaihi salam memberi kabar bahwa, ‘Allah yang Maha Tinggi dan Luhur memberi salam untukmu dan Dia berkata bacakan juga kepada Abu Bakar salam dariku, dan katakan kepadanya: Apakah engkau rela kepada Allah dalam kefakiranmu ini ataukah tidak suka. Abu Bakar menjawab, ‘Apa mungkin aku marah (tidak suka) kepada Rabb-ku? Aku ridha kepada Rabbku, Aku ridha kepada Rabbku, dan berjanji untuk membuatnya ridha (senang dan puas).”
Syiah Rafidha: “Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil haram, kamu samakan dengan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah.’ (At-Taubah: 19). Ayat ini turun tentang perihal Ali.”
Ja`far Ash-Shadiq: “Abu Bakar memiliki yang lebih afdhal di dalam Al-Qur`an. Dia berfirman, ‘Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Makkah), mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik.’ (Al-Hadid:10). Adalah Abu Bakar orang yang pertama kali menafkahkan hartanya untuk Rasulullah, orang yang pertama kali berperang, dan yang pertama berjihad.
Orang-orang musyrik berdatangan memukuli Nabi shalallahu `alaihi wasallam sampai berdarah. Begitu Abu Bakar mendengar berita itu dia langsung berlari mendatangi, lalu dia berkata, ‘Celaka kalian. Apakah kalian akan membunuh orang yang mengatakan Rabb-ku adalah Allah, padahal dia telah membawa bukti-bukti yang jelas dari Tuhan kalian?!’ Maka mereka meninggalkan Nabi dan berbalik memukuli Abu Bakar hingga tidak jelas antara hidung dan wajahnya. Dia adalah orang yang pertama berjihad di jalan Allah dan orang pertama yang berperang bersama Rasulullah, serta orang yang menafkahkan hartanya. Rasulullah telah bersabda, ‘Tidak ada harta yang bermanfaat bagiku seperti manfaatnya harta Abu Bakar.’”
Syiah Rafidha: “Sesungguhnya Ali tidak pernah menyekutukan Allah walau sekejap mata.”
Ja`far Ash-Shadiq: “Sesungguhnya Allah telah memuji Abu Bakar dengan pujian yang telah mencukupi dari segala-galanya. Allah berfirman: ‘Dan orang yang membawa kebenaran—ia adalah Muhammad—Dan yang membenarkannya—Ia adalah Abu Bakar—Mereka itulah orang-orang yang bertakwa’. (Az-Zumar :33). Semua orang berkata kepada Nabi, ‘Engkau adalah dusta’, sedangkan Abu Bakar, hanya dia yang berkata, ‘Engkau benar’. Maka turunlah ayat ini berkenaan dengannya, ayat tashdiq (pembenaran) secara khusus ,maka Abu Bakar adalah orang yang takwa (taqiy), bersih (naqiy), yang diridhoi (mardhi), yang ridha(radhiy), yang adil (`adl), penegak keadilan (mu`addil), dan yang menepati janji (wafiy).”
Syiah Rafidha: “Sesungguhnya mencintai Ali adalah fardhu (kewajiban) menurut ketetapan Allah : ‘Katakanlah, ‘Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upah pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” (Asy-Syura:23).
Ja`far Ash-Shadiq: “Abu Bakar pun memiliki seperti itu, Allah berfirman, ‘Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo`a,`Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang`(Surat Al-Hasyr:10). Abu Bakar adalah orang yang lebih dulu membawa iman, maka istighfar untuknya adalah wajib dan mencintainya adalah fardhu serta membencinya adalah kufur.”
Syiah Rafidha: “Sesungguhnya Nabi bersabda, ‘Hasan dan Husain keduanya adalah sayyid (pemuka) pemuda Ahli surga dan bapak mereka berdua lebih baik dari keduanya.”
Ja`far Ash-Shadiq: “Bagi Abu Bakar di sisi Allah ada keutamaan yang melebihi itu, aku diberitahu oleh bapakku, dari kakekku, dari Ali bin Abu Thalib, dia berkata: ‘Saya ada disamping Rasulullah, tidak ada orang lain selain aku. Tiba-tiba muncullah Abu Bakar dan Umar, maka Nabi bersabda, ‘Hai, Ali! Kedua orang ini sayyid (pemuka) penduduk ahli surga, yang tua maupun yang muda, yang telah lewat dan yang terdahulu dari generasi awal maupun yang tersisa dan yang tinggal dari generasi belakangan, kecuali para Nabi. Jangan engkau beritahukan kepada keduanya, Ali,’ Maka aku tidak memberitahukannya kepada siapa pun hingga keduanya tiada.” (Hadist riwayat Abdullah bin Ahmad dalam Al-Musnad; Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq jilid IX hal 307;At-Tirmidzi jilid IV hal310; Ibnu Majah no94. Diriwayatkan oleh banyak sahabat seperti Ali, Anas, Abu Juhaifah, Jabir, dan Abu Said).
Syiah Rafidha: “Manakah yang lebih utama, Fathimah putri Rasulullah ataukah Aisyah binti Abu Bakar?”
Ja`far Ash-Shadiq: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Yaa siin, Demi Al-Qur`an yang penuh hikmah, Haa miim, Demi Al-Kitab yang memberi penjelasan(nyata).”
Syiah Rafidha: “Aku bertanya kepadamu, manakah yang lebih baik, Fathimah putri Rasulullah ataukah Aisyah binti Abu Bakar, apakah kamu membaca Al-Qur`an?”
Ja`far Ash-Shadiq: Aisyah binti Abu Bakar adalah istri Rasulullah, ia akan bersamanya di surga. Sedangkan Fathimah putri Rasulullah adalah sayyidah (pemuka) wanita ahli surga. Yang mencela istri Rasulullah, mudah-mudahan dilaknat Allah dan yang membenci putri Rasulullah, mudah-mudahan dihinakan oleh Allah.”
Syiah Rafidha: “Aisyah telah memerangi Ali, dan ia adalah istri Rasulullah.”
Ja`far Ash-Shadiq: “Benar, celaka kamu! Allah ta`ala berfirman, ‘Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) rasulullah.”(Surat Al-Ahzab:53).”
Syiah Rafidha: “Apakah khilafah Abu Bakar, Umar, dan Ustman ada dalam Al-Qur`an?”
Ja`far Ash-Shadiq: “Ada, bahkan di dalam taurat dan Injil. Allah berfirman, ‘Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat (Al-An-`am:165).’ Allah pun berfirman, ‘Atau siapakah yang memperkenankan (do`a) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdo`a kepada Nya dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi,’ (An-Naml:62). Allah berfirman, ‘Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka.” (An-Nur:55)
Syiah Rafidha: “Wahai, Putra Rasulullah, lalu manakah khalifah mereka di dalam Taurat dan Injil?”
Ja`far Ash-Shadiq: “Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersamanya—dia adalah Abu Bakar—, ‘Keras terhadap orang-orang kafir—Dia adalah umar,’, ‘Berkasih sayang sesama mereka—Ia adalah Ustmana—‘Kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhoanNya—ia adalah Ali—‘. Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.’—ini adalah para sahabat Rasulullah—‘ Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil.” (Lihat surat Al Fath: 29)
Syiah Rafidha: “Apa yang dimaksud dalam Taurat dan Injil?”
Ja`far Ash-Shadiq: “Muhammad Rasulullah dan para khulafa sesudahnya Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali. (Kemudian Ja`far Ash-Shadiq memukul dada Rafidhi!) Dia berkata, ‘Allah Ta`ala berfirman, ‘Seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat—Abu Bakar—’ Lalu menjadi besarlah ia—Umar—’ Dan tegak lurus di atas pokoknya—Ustman— “tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir dengan kekuatan orang-orang mukmin.” —Ali bin Abu Thalib—‘Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beiman dan mengerjakan amal shalih di antara mereka ampunan dan pahala yang besar—inilah para sahabat secara keseluruhan. Semoga Allah meridhoi mereka, sungguh celaka kamu! Aku diberitahu bapakku dari kakekku dari Ali bin abu Thalib, Rasulullah bersabda, ‘Aku adalah orang yang pertama bangkit dari bumi, dan tidak ada kesombongan. Allah memberi kemudahan kepadaku dari hal-hal yang belum pernah diberikan kepada seorang Nabi pun sebelumku. Kemudian Dia memanggil, ‘Dekatkan para khulafa sesudahmu’, maka aku berkata, ‘Ya Rabb! Siapakah khulafa itu?’ Maka Dia berkata, ‘Abdullah bin Ustman Abu Bakar Ash Shiddiq.’ Maka orang yang pertama keluar dari tanah setelahku adalah Abu Bakar. Dia kemudian didirikan di hadapan Allah Ta`ala untuk dihisab dengan hisab yang ringan sekali (hisaban yasiiro), kemudian dia diberi pakaian stelan berwarna hijau, kemudian didirikan di depan Arsy. Kemudian ada panggilan, ‘Man Umar bin Al-Khathtab?’ Datanglah Umar dengan urat-urat leher masih mengalirkan darah. Dia bertanya, ‘Siapa yang telah berbuat seperti ini kepadamu?’ Umar menjawab, ‘Budak Mughirah bin Syu`bah’. Dia lalu didirikan di hadapan Allah lalu dihisab dengan hisab sangat ringan dan diberi pakaian stelan warna hijau lalu didirikan di depan Arsy. Kemudian didatangkan Ustman bin `Affan dengan urat-urat leher yang mengucurkan darah. Dia ditanya, ‘Siapa yang telah berbuat seperti ini kepadamu?’, Maka dia menjawab, ‘Fulan bin fulan” Dia lalu didirikan di hadapan Allah lalu dihisab dengan hisab sangat ringan dan diberi pakaian stelan warna hijau lalu didirikan di depan Arsy. Kemudian didatangkan Ali bin Abu Thalib dengan urat-urat leher yang mengucurkan darah. Dia ditanya, ‘Siapa yang telah berbuat seperti ini kepadamu?’ Maka dia menjawab Abdurrahman bin Muljam,’ Dia lalu didirikan di hadapan Allah lalu dihisab dengan hisab sangat ringan dan diberi pakaian stelan warna hijau lalu didirikan di depan Arsy.”
Syiah Rafidha: “Apakah ini semua ada di dalam Al-Qur`an, wahai putra Rasulullah?”
Ja`far Ash-Shadiq: “Ya, Allah berfirman, ‘Dan didatangkan para Nabi dan syahid-syahid’—Abu bakar, Umar, Ustman, dan Ali. ‘Dan diberi keputusan diantara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan (Surat Az-Zumar:69)”
Syiah Rafidha: “Wahai putera Rasulullah, apakah Allah masih mau menerima taubat saya dari dosa-dosa saya yang telah memisahkan antara Abu Bakar, Umar, Ustman, dan Ali?”
Ja`far Ash-Shadiq: “Tentu, pintu taubat selalu terbuka, maka perbanyaklah ishtigfar untuk mereka. Adapun jika sekiranya kamu mati dalam keadaan menyalahi mereka, maka kamu pasti mati di atas dasar selain fitrah Islam, dan amal-amalan orang kafir akan sirna tak tersisa.”
Akhirnya orang itu (Syiah Rafidha bertaubat, meninggalkan ucapan buruknya dengan taubat nashuha)

sumber: http://zonakosong.wordpress.com/2012/01/10/perdebatan-antara-imam-jafar-dengan-syiah-rafidhah-tentang-keutamaan-abu-bakar-ra/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar