Oleh : Muhammad Yusrizal
Mata kuliah : Politik dan Pemerintahan Amerika Latin
Critikal review ini ditulis dan di
ambil dari jurnal yang berjudul Political
Violence an Economic Development in America Latin: Issue and Envidence (Pembangunan Ekonomi dan Kekerasan Politik
Pada Negara Amerika Latin: Bukti dan Isu-Isu,) di tulis oleh Andreas
Solimano. Dalam artikel yang membahas mengenai bentuk bentuk perkembangan
ekonomi serta bentuk bentuk kekerasan dalam kehidupan politik sebagaimana
contoh kekerasan dalam bidang terorisme pada Negara Amerika Latin. Sejarah
maupun Antropologi sering memandang serta menghubungkan kekerasan politik berkaitan gerakan protes
sosial terhadap penguasa dalam menjalankan kekuasaannya serta para ahli politik
menekankan respon kekerasan negara sebagai akibat bentuk ketidakpuasan
masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Selain itu para ahli ekonomi menekankan monopoli dengan
pemaksaan oleh suatu negara serta adanya
hubungan yang saling berkaitan antara kekerasan dengan kegagalan negara dalam
mempertahankan monopoli. Negara Amerika
Latin merupakan salah satu wilayah yang memiliki sejarah cukup panjang terkait
dengan kekerasan politik dengan intensitas konflik yang berbeda, serta
perbedaan ideologi para aktor dan
dinamikanya.
Pembahasan dalam critical review ini
mencakup beberapa aspek yang berkenaan dengan factor faktor penentu selain itu
dalam critical review ini juga dibahas penyebab terjadinya suatu konflik
politik dan ekonomi serta terorisme sebagai dua tipe kekerasan politik pada
Negara Amerika Latin, pembahasan juga mengenai literatur literatur yang
berkaitan dan saling berhubungan dengan
proses pembangunan ekonomi dan konflik maupun terorisme serta menyajikan
bukti-bukti empiris mengenai kejadian dan fenomena yang terjadi pada saat itu
di wilayah Amerika Latin pada akhir abad 20 dan awal abad 21. selain itu pada
pembahasan terakhir dalam critical review ini menyajikan bagaimana cara
menangani kasus kasus kekerasan politik yang terjadi pada Negara Amerika Latin
dari perspektif pembangunan serta bagaimana cara mencegah terjadinya kekerasan
seperti ancaman ancaman terorisme yang sangat ditakuti dan dihindari agar hal
itu tidak terjadi pada Negara Negara di Amerika Latin.
Faktor
Faktor Penentu dan Terorisme
Teror maupun pelaku teror yakni terorisme merupakan
salah satu bentuk kekerasan politik yang telah hidup puluhan bahkan berabad
yang lalu, hal ini terjadi dan timbul karena adanya sikap ketidakpuasan
terhadap suatu pihak yang menginginkan segala permintaan terhadap pemerintah
dijalankan dan dipenuhi akan tetapi jika hal ini tidak dilakukan oleh
pemerintah maka akan muncul suatu bentuk terror terhadap pemerintah. Kekerasan
politik yang hadir dalam sejarah kemanusiaan selama berabad-abad mengambil
beberapa bentuknya : Peperangan antar negara, konflik internal, peperangan
gerilya, kudeta militer, terorisme dan lain-lain. Dalam menjalankan aksi oleh
para pelaku terror dengan mengorbankan kepentingan kepentingan suatu pihak
sehingga untuk mencapai tujuannya maka terdapat pihak pihak yang sangat
dirugikan.
Kekerasan politik dapat mempengaruhi kemakmuran suatu negara.
Motivasi dan pola dinamika konflik terdapat bermacam macam dan beragam jenisnya serta dapat di lihat pada
pembahasan selanjutnya mengenai perbedaan terhadap konsep konflik dan
terorisme. Dalam hal ini terdapat beberapa konsep bentuk bentuk konflik yang
melibatkan berbagai pihak terutama pihak berwajib yang bertugas menjaga dan
mengamankan Negara seperti tentara nasional yang berada pada Negara Amerika
Latin yang berurusan dengan para kelompok teroris yang menjalankan aksinya
seperti pengeboman suatu tempat baika secara langsung dengan meledakkan diri
maupun dengan ancaman bom yang telah dipasang pada suatu tempat keramaian
sampai akhirnya terjadinya penculikan tokoh pemimpin yang dianggap sangat
berpengaruh pada suatu Negara tersebut.
Konflik
Pertikaian
Internal seperti konflik sangat berkaitan dan berhubungan dengan berbagai
keluhan yang terkait dengan bermacam jenis dan beragam faktor faktor pendukung
seperti : pola distribusi kekayaan yang selalu tidak merata, adanya ketidak
adilan politik sehingga menimbulkan protes dan keributan, kemudian ideologi
agama dan sosial.
Kondisi
dunia internasional seperti intervensi terhadap suatu Negara Amerika Latin yang
dilakukan oleh Negara eropa maupun Amerika, embargo pada suatu negara dan
pengaruh kekuatan asing yang selalu ikut campur tangan dalam hal kebijakan
internal suatu Negara pada wilayah Amerika Latin dapat berpengaruh terhadap
menyebabkan terjadinya resiko konflik internal., Para ahli ekonomi menjumpai
adanya ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi menyebabkan meningkatnya konflik
dan polarisasi sosial. Mengenai suatu bentuk kasus yaitu terjadinya konflik
bersenjata domestic(lokal) Amerika Latin
serta tingkat konflik sosial lebih akut ketika pihak yang bertikai
mencapai keinginan mereka dengan menggunakan kekuatan bersenjata dengan meneror
pihak tertentu demi tercapainya keinginan dan tujuan yang akan diperoleh.
Adapun
terjadinya konflik merupakan suatu bentuk kombinasi yang begitu sulit antara
ketidakadilan kekayaan yang mengakibatkan polarisasi, dan Kegagalan institusi
formal dan informal dalam menyalurkan konflik melalui sistem politik . kedua
hal itu mencerminkan penyebab bias menimbulkan konflik yang akan merugikan
suatu pihak dan Negara yang bersangkutan. Secara histories dan pada prinsip
kediktatoran, kemudian lemahnya demokrasi, dan masyarakat yang tidak adil telah
membangun sebuah latarbelakang konflik di Amerika Latin. Faktanya ; agenda
kelompok pemberontak dari revolusi Kuba pada akhir 1950-an, serta gerakan
gerilya kaum pinggiran pada tahun 1960-an pada berbagai Negara Amerika Latin,
gerakan gerilya southtern cone pada awal tahun 1970-an, kelompok pemberontak
Amerika Tengah pada tahun 1980-an, sering dari gerakan ini menuntut pembagian
tanah selain adanya keinginan politik tertentu pula. Para
kaum pemberontak ini sering memiliki basis politik yang begitu kuat pada para
kaum tani dan golongan orang-orang miskin, walaupun biasanya para pemimpin mereka
dating dari kelompok kelas menengah dan banyak yang dididik menjadi radikal
melalui institusi pendidikan yang ditempuhinya.
Kemiskinan identik dengan pengagguran serta
kemiskinan mencerminkan suatu sikap ketidak adilan dan ketidak merataan social
maupun ekonomi dan pembangunan yang saling berhubungan satu sama lainnya
kemudian durasi kumunculan konflik
bersenjata (civil war) merupakan pokok pembahasan yang baru bagi para pakar
politik dan ekonomi. Kemiskinan identik dengan pengagguran serta kemiskinan
mencerminkan suatu sikap ketidak adilan dan ketidak merataan social maupun
ekonomi dan pembangunan yang saling berhubungan satu sama lainnya kemudian durasi kumunculan konflik bersenjata (civil
war) merupakan pokok pembahasan yang baru bagi para pakar politik dan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara dapat mengurangi terjadinya resiko
konflik dengan menaikkan pendapatan perkapita penduduk, sehingga membuat
masyarakat beresiko kecil terhadap konflik. Laporan Bank Dunia(2003) mengatakan
bahwa negara yang termarginal dengan pertumbuhan pendapatan perkapita negative
selama 20 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi yang buruk, Negara yang lemah,
ketidakadilan social, dan berbagai kegiatan illegal konflik sangat sering
terjadi dan menjamur karena perkembangannya yang sangat cepat.
Keberadaan
kemiskinan, dan ketidakadilan social pada suatu masyarakat negara
menjadikan pengeluaran tidak
memungkinkan bagi kaum pemberontak untuk bertahan dan bagi konflik bersenjata
tidak memungkinkan untuk berkembang secara luas. Kelompok bersenjata harus
merekrut anggota baru dan mempertahankan dan selalu menstabilkan keuangan agar
segala kebutuhan bias terpenuhi demi pelaksanaan kegiatannya. Menurut analisa
dari pemikir Collier(bank dunia, 2003) bahwa sekelompok pemberontak memerlukan
akses kepada sumber-sumber daya alam bagi kegiatan pendanaan mereka sebgai hal
yang sangat penting. Bukti nyata penyataan ini dapat kita contohkan pada kasus
konflik di Afrika yang berkaitan dengan kasus-kasus kepemilikan tambang
berlian, minyak dan sumber daya alam lainnya dan di Afganistan dimana kaum
bersenjata ikut mengolah kokain dan ganja sebagai bahan dasar obat obat
terlarang guna menunjang biaya gerakan revolusinya.
Pemerintahan asing yang mengadu domba
internal suatu Negara Amerika Latin ini merasa diuntungkan dengan mendanai
kelompok bersenjata di Negara lainnya demi mencapai kepentingan politik
geostrateginya sehingga dengan bebas Negara ini mencampuri hal hal internal
Negara Amerika Latin sehingga Negara ini dapat menjajah kembali secara politik
wilayah Amerika Latin ini. Masukan dana lainnya dapat diperoleh dari tebusan
penculikan, dan perampokan bank. Secara umum perkembangbiakkan dan durasi
konflik bergantung kepada kapasitas kelompok pemberontak dalam menanggulangi
masalah pendanaan dalam mendukung perjuangan mereka, kapasitas perlawanan
kelompok pemberontak, dukungan populasi dan masyarakat internasional akan
menjadi musuh bagi para pelaku apabila terdapat pihak yang berani melawan dan
memberontak.
Terorisme
Aksi
terror yang dilakukan oleh para pelaku
terhadap sebuah populasi atau dalam kelompok tertentu dapat dilakukan
oleh sebuah Negara atau individu maupun institusi atau organisasi para teroris.
Contoh Terorisme negara secara historis dapat kita lihat pada Revolusi Perancis
dan kebangkitan terror Jacobin pada akhir abad ke-18. Pada akhir abad 19,
terorisme diasosiasikan dengan aksi anarkisme Rusia dan Perancis yang
menggunakan terror dan melawan otoritas negara. Para
pengamat seperti Olson (2000) dan Bates (2001) menekankan aksi pemerintah
sebagai gerakan untuk mempertahankan monopoli kekuatan oleh penguasadengan efek
yang berbeda terhadap efisiensi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dan
negara. Aksi teror yang dilakukan oleh sebuah negara ataupun sekelompok orang
kemudian diartikan sebagai penggunaan kekuatan yang ekstrim dan diluar batas
kemanusiaan oleh penguasa.
Bukti
Bukti yang Empiris Terhadap Konflik dan Terorisme di Konflik Amerika Latin
Pengaruh terorisme pada
Negara Amerika Latin Secara skala besar terjadi perang menimbulkan terjadinya
gerilya di Kuba pada tahun 1950; di Elsavador pada tahun 1980, di Guatemala
dari tahun 1990 sampai pertengahan tahun1990, dan di Kolumbia semenjak1960 sampai
sekarang.Perang antar negara di Amerika Latin sering tidaklah lama, contohnya
konflik antara Honduras dan Nikaraguapada tahun 1957. Elsalvador dan Hoduras
pada tahun 1069 dan perang pendek antara
Peru
dan Ekuadorpada athun 1995. Diatas tahun 1990 elemen penentu terjadinya perang
adalah iklim perang dingin, pengaruh revolusi Kuba, usaha dari pemerintah
Amerika untuk ikut campur dalam urusan internal Negara yang berada pada wilayah
Amerika Latin yang masih rawan dengan konflik.
Conclution
Jurnal
yang ditulis Andreas in hanya menitik beratkan pada bentuk bentuk penyebab
terror dan pelaksana terorisme pada Negara Amerika Latin akan tetapi solusi
yang harus dilakukan negra Amerika Latin dalam mencegah aksi aksi terorisme ini
tidak dibahas secara menadalam, dalam jurnal ini hanya mengedepankan satu aspek
kemudia mengabaikan aspek yang juga sama pentingnya dalam membahas tema ini.
pada pembahasannya juga tidak mengedepankan suatu aspek social politik yang
bias memperjelas suatu tanggapan sehingga dalam memahami pengertian jurnal ini
kurang menyeluruh karena hanya segelitir aspek yang dibahas secara mendalam.
Pokok
pokok tertentu seperti beberapa contoh kasus yang diambil oleh Anreas tidak
memfokuskan pada satu Negara kemudian membahasnya secara detail, hal ini
membuat pembaca mengetahui segelintir peristiwa terorisme tanpa mengetahui
penyebab dan latar belakang peristiwa sehingga dalam pembahasan ini masih
dianggap mengambang dan kurang relevan dengan kehidupan Negara Amerika Latin
saat ini. Dalam kasus lain Andreas lebih memojokkan satu pihak( pelaku terror)
akan tetapi kelalaian dari pihak lain seperti pemerintah tidak dibahas dan
disampaikan dalam jurnal ini sehinga pembaca menilai jurnal ini tidak seimbang
dalam mengangkat suatu kasus yang sangat tinggi tingkat pemahamannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar