Sebagaimana tertera dalam struktur organisasi Freemasonry yang berbentuk piramida (yang telah kita bahas diawal kajian diatas) bahwa Freemasonry mula-mula akan menciptakan Secular Humanism (yaitu memisahkan antara agama dengan pemerintahan ataumenjadikan suatu negara tidak berhukum dengan hukum Allooh سبحانه وتعالى), lalu naik beberapa tingkat / level keatas adalah Freemasonry hendak menciptakan Communism(Komunisme). Jadi komunisme itu erat kaitannya dengan Freemasonry Yahudi. Nah, hal ini perlu disadari oleh kaum Muslimin, agar mereka senantiasa waspada terhadap upaya-upaya Freemasonry Yahudi tersebut.
Hal ini ditegaskan pula dalam suatu situs Barat oleh John Daniel (seorang peneliti tentangKonspirasi) dalam bukunya yang menarik yang berjudul “Scarlet and the Beast” (Si baju Merah dan sang Binatang), yang diterbitkan pada tahun 1994. Dijelaskan sebagai berikut:
“The conspiracy researcher John Daniel illustrates the communist connection with Freemasonry. The most prominent emblem of universal Freemasonry is the square and compass with the letter “G” inside the internal triangle. Daniel notes that this represents the tools used by the Lodge’s Great Architect (false God) to create the heavens and the earth. In reality, the letter “G” represents Gnosticism, the core doctrine of Masonry, and the Generative process (sex act). Masonry is, as Daniel notes, a sex cult.
However, English Freemasonry (the United Lodge of Britain) substitutes a human arm wielding a hammer in place of the “G.” This arm and hammer represents the Mason as the Builder, as “man at work” creating the heavens and the earth. Thus, man becomes God. The arm and hammer is of socialist/communist origins. The same symbol is found on a bestselling brand of baking soda. Noted communist financier and oil corporation CEO Armand Hammer was given his name in honor of the communist movement. Note, too, that the arm and hammer symbol inside the square and compass is configured as a “G.”
Finally, we come to the modified square and compass of French Freemasonry and its Grand Orient Lodge. This Lodge and its membership are decidedly anti-Christian and are markedly pro-communist. In 1877, the Grand Orient Lodge declared, “There is no God but humanity.” Embracing Reason as their God, they replaced the “G” with the now-familiar communist symbol of the hammer and sickle. This represents collective common man, the proletariat.
John Daniel points out that the French Lodge’s substituted symbol inside the typical square and compass forms the letter “G” backward, “which is symbolic of the negation of God.” It was Albert Pike who wrote, in “Morals and Dogma”, that there is no real person or entity named “Satan.” Pike claimed that Satan is simply a Force, the negation of God.”
Artinya:
“Seorang peneliti Konspirasi bernama John Daniel menggambarkan hubungan yang erat antara Komunis dengan Freemasonry. Lambang yang paling menonjol dari Freemasonry secara global adalah simbol Jangka dan Kompas dengan huruf “G” dibagian dalam segitiganya. Daniel mencatat bahwa simbol itu merepresentasikan alat yang digunakan oleh sang Arsitek Agung Loji (yakni Tuhan yang palsu) untuk menciptakan langit dan bumi. Pada kenyataannya, huruf “G” mewakili Gnostisisme, doktrin inti dari Masonry, dan proses generatif (hubungan seksual). Masonry, sebagaimana yang dicatat oleh Daniel adalah sebuahsekte (yang banyak berkaitan dengan) seks.
Namun, Freemasonry cabang Inggris (LogeSerikat Inggris) mengganti huruf “G” tersebut dengan lengan manusia memegang palu. Simbol lengan dan palu ini mewakiliMason sebagai Pembangun / Pencipta, sebagai “manusia yang sedang bekerja” menciptakan langit dan bumi. Dengan demikian, manusia menjadi Tuhan.Simbol lengan dan palu ituadalah asal-usul dari Sosialis / Komunis. Simbol yang sama juga ditemukan pada merek terlaris dari baking soda. Tercatat bahwa piminan (CEO) perusahaan minyak yang merupakan pemodal Komunis diberi nama Armand Hammer untuk menghormati gerakan Komunis-nya. Perhatikan juga, bahwa simbol lengan dan palu di dalam Jangka dan Kompas dikonfigurasikan membentuk huruf “G.”
Akhirnya, kita sampai pada modifikasi simbol Jangka dan Kompas itu oleh Freemasonry cabang Perancis dengan Loge ‘Grand Orient’-nya. Loge ini dan anggota-anggota mereka jelas-jelas anti-Kristen dan nyata pro-komunis. Pada tahun 1877, Loge ‘GrandOrient’menyatakan, “Tidak ada Tuhan selain manusia.” Dengan beralasan bahwa itulah tuhan mereka, maka digantilah huruf “G” dengan simbol yang sekarang akrab sebagai simbol Komunis yakni palu dan arit (sabit). Hal ini untuk merepresentasikan kebanyakan orang (disana), yaitu kaum proletar.
John Daniel menunjukkan bahwa penggantian huruf “G” pada simbol Jangka dan Kompas yang semula oleh Loge Perancis itu menjadi huruf “G” yang dibaca terbalik, merupakan simbolisasi dari penolakan mereka terhadapTuhan (Allooh).
Namun, Freemasonry cabang Inggris (LogeSerikat Inggris) mengganti huruf “G” tersebut dengan lengan manusia memegang palu. Simbol lengan dan palu ini mewakiliMason sebagai Pembangun / Pencipta, sebagai “manusia yang sedang bekerja” menciptakan langit dan bumi. Dengan demikian, manusia menjadi Tuhan.Simbol lengan dan palu ituadalah asal-usul dari Sosialis / Komunis. Simbol yang sama juga ditemukan pada merek terlaris dari baking soda. Tercatat bahwa piminan (CEO) perusahaan minyak yang merupakan pemodal Komunis diberi nama Armand Hammer untuk menghormati gerakan Komunis-nya. Perhatikan juga, bahwa simbol lengan dan palu di dalam Jangka dan Kompas dikonfigurasikan membentuk huruf “G.”
Akhirnya, kita sampai pada modifikasi simbol Jangka dan Kompas itu oleh Freemasonry cabang Perancis dengan Loge ‘Grand Orient’-nya. Loge ini dan anggota-anggota mereka jelas-jelas anti-Kristen dan nyata pro-komunis. Pada tahun 1877, Loge ‘GrandOrient’menyatakan, “Tidak ada Tuhan selain manusia.” Dengan beralasan bahwa itulah tuhan mereka, maka digantilah huruf “G” dengan simbol yang sekarang akrab sebagai simbol Komunis yakni palu dan arit (sabit). Hal ini untuk merepresentasikan kebanyakan orang (disana), yaitu kaum proletar.
John Daniel menunjukkan bahwa penggantian huruf “G” pada simbol Jangka dan Kompas yang semula oleh Loge Perancis itu menjadi huruf “G” yang dibaca terbalik, merupakan simbolisasi dari penolakan mereka terhadapTuhan (Allooh).
Adalah Albert Pike yang menulis, dalam bukunya yang berjudul “Moral dan Dogma”, bahwa tidak ada orang atau wujud nyata yang disebut Syaithoon (Setan) itu. Pike menyatakan bahwa Syaithoon semata-mata adalah sebuah kekuatan untuk menentang Tuhan (Allooh).”
Perhatikan logo-logo pada produk, institusi dan perusahaan berikut ini yang menggunakan simbol tangan atau palu tersebut:
Spandrel figure at First National Bank Building, Davenport, Iowa, USA (1923). Sculptured by the German-born Adolph Alexander Weinman
Mengapa Komunis ciptaan Freemasonry Yahudi ini memakai simbol tangan terkepal keatas, palu dan sabit? Darimana asal-usulnya? Ternyata setelah diteliti, lagi-lagi mereka mengadaptasi simbol-simbol tersebut dari berbagai kepercayaan pagan (berhala) dari Mesir, Babylonia, Persia, Yunani ataupun Nordik Kuno.
Simbol Tangan Terkepal Keatas
Dalam situs yang sama dijelaskan tentang simbol tangan terkepal keatas itu sebagai berikut:
“In all nations where Communist politicians and insurgents operate, these evil men and women invariably identify themselves by making the sign of the clenched fist. The clenched fist represents the (rebellious) attitude of the people of Babylon toward God…. Dr. Peter Ruckman, in his fascinating study of things occulticly black and evil, mockingly titled Black is Beautiful, comments about the raised, clenched fist:
You will find this ‘salute’ being given by all members of the Communist Party in New York, in the 1920s and by the (Stalinist) Abraham Lincoln Brigade, during the civil war in Spain in the 1930s….. In the initiation for the Secret Monitor Degree of the Lodge, the sign of the clenched fist is given in remarkably similar fashion to the Communist salute, with one hand and arm.”
Artinya:
“Diberbagai negara dimana para politisi komunis dan pemberontak itu beroperasi, laki-laki maupun wanita yang jahat tersebut selalu mengidentifikasi diri mereka dengan membuat tanda kepalan tinju (keatas). Simbol kepalan tinju (keatas) itu merupakan sikappemberontakan kaum Babylonia terhadap Tuhan (Allooh)…. Dr. PeterRuckman, dalam suatu penelitiannya yang menarik mengenai sihir hitam yang jahat, yang diberinya judul yang sarkastik yakni “Hitam adalah Keindahan”, memberikan komentar tentang simbol kepalan tangan keatas sebagai berikut: “Anda akan menemukan gaya penghormatan inidiberikan oleh seluruh anggota Partai Komunis di New York, pada tahun 1920 dan oleh Brigade Abraham Lincoln (pengikut Stalin), selama perang sipil di Spanyol pada tahun 1930-an …..Dalam upacara inisiasi (Freemasonry) untuk memperoleh gelar the Secret Monitor Degree of the Lodge, tanda kepalan tinju (keatas) itu diberikan dalam gaya yangsangat mirip dengan gaya hormat Komunis, yakni dengan satu tangan dan lengan.”
Simbol Palu
Lalu bagaimana dengan simbol Palu? Rupanya simbol Palu itu berasal dari kepercayaan mereka terhadap mitologi dewa Petir (Thor) dan dewa Mithras (Aeon / Chronos / Saturnus).
Dalam mitologi Nordik Kuno, Thor (dewa Petir) adalah dewa yang dijuluki “si janggut berambut merah” yang memiliki kekuatan yang hebat. Ia memiliki senjata yang berbentuk palu (godam) Mjolnir yang selalu digunakannya di tiap pertempuran. Dengan palu Mjolnir inilahThor membuat petir. Lambang Mjolnir dipercaya bangsa Viking sebagai lambang perlindungan.
The Hammer of Thor (Palu dewa Thor)
Kemudian simbol Palu itu juga terdapat dalam patung berhala kuno dewa Mithras, yang dikenal juga dengan nama Aeon / Chronos / Zurvan / Phane / Ahriman / Saturnus dari mitologi bangsa Persia, Romawi dan Yunani. Dewa Mithras / Chronos / Aeon / Saturnus tersebut digambarkan sebagai pemuda berkepala singa yang tubuhnya dililit sejumlah enam kali oleh seekor ular. Ia memiliki 4 buah sayap yang melambangkan empat musim. Masing-masing tangannya memegang kunci dan tongkat panjang yang merupakan simbol otoritas / kekuasaan. Petir terukir pada dadanya. Didekat kakinya terdapat palu dan tang Vulcan, seekor ayam dan buah pinus serta tongkat Caduceus. Dewa Mithras ini dipercayai sebagai dewa penguasa waktu, sehingga ia pun seringkali pula digambarkan sedang berdiri diatas bola dunia.
Simbol Sabit (Arit)
Bagaimana dengan simbol sabit (arit)?
Gambar sabit tersebut berasal dari naskah kuno abad ke-15, yang menggambarkan dewaSaturnus memegang sabit yang merupakan simbol Kematian. Juga gambar sabit itu muncul pada kebudayaan pagan Mesir dimana dewa Osiris menggenggam sabit di tangannya, yang menunjukkan bahwa dewa Osiris (dalam kepercayaan mereka) adalahhakim bagi jiwa-jiwa yang mati.
The Sickle of Saturn (Sabit dewa Saturnus)
The Sickle of Osiris (Sabit dewa Osiris)
Komunis ciptaan Freemasonry Yahudi, kemudian menggabungkan seluruh elemen simbol palu, sabit (arit) dan bintang merah itu kedalam logo resmi mereka.
Demikianlah asal-muasal dari berbagai simbol tangan terkepal keatas, palu dan arit yang melatarbelakangi sejarah munculnya simbol Komunis.
Perhatikanlah, betapa simbol Freemasonry tangan terkepal yang menggenggam palu tersebut ternyata terdapat pada tembok depan Museum Taman Prasasti – Jakarta.
Simbol Tangan & Palu (Arm & Hammer) khas Freemasonry di dinding Museum Taman Prasasti
Di tembok depan Museum Taman Prasasti tersebut juga dapat ditemui simbol Mata Horus (the all seeing eye) dan simbol penggaris jangka khas Freemasonry.
Simbol Mata Horus & simbol Jangka-Kompas khas Freemasonry di dinding Museum Taman Prasasti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar