Industri
Sepakbola Eropa
Oleh : Muhammad Yusrizal
Sepakbola merupakan sebuah cabang olahragayang paling
popular di dunia.Kondisi ini tidak lepas dari pengaruh globalisasi.Franklin
Foer dalam bukunya menyimpulkan bahwa sepakbola ikon dari globalisasi.[1]
Hal ini dimungkinkan oleh karakter sepakbola yakni; pertama, tidak terbantahkan lagi bahwa sepakbola merupakan olahraga
yang relatif mudah untuk dilakukan karena menggunakan peralatan yang murah dan
mudah untuk dimiliki, serta tidak rumit, kedua;
hubungan yang erat dengan media massa baik cetak maupun elektronik menyebabkan permainan olahraga ini semakin
universal secara gobal.
UEFA merupakan singkatan dari Union of European Football Associations adalah sebuah federasi sepakbola seluruh benua eropa.UEFA juga
merupakan badan sepakbola terbesar di dunia dari segi keuangan dan pengaruh
kepada sepak bola dunia.UEFA berdiri pada tanggal 15 juni 1954 tepatnya di
Basel, Swiss. UEFA pada awalnya berpusat di ibukota Prancis (Paris) yang
kemudian pada tahun 1995 pusat administratif pindah ke Nyon, Swiss, Federasi
ini memiliki keanggotaan dari 53 asosiasi federasi sepakbola nasional negara –
negara eropa. Pengaruh serta peran UEFA dalam perkembangan industri sepakbola
eropa sangat besar, selain itu UEFA juga sangat berperan dalam sepakbola dunia
karena UEFA merupakan federasi yang paling dekat dengan FIFA selaku federasi
sepakbola dunia.[2] Kejuaraan yang
diselenggarakan UEFA merupakan sebuah tontonan yang selalu ditunggu – tunggu
oleh pecinta sepakbola eropa khususnya dan dunia pada umumnya. Piala Eropa
merupakan perhatian kedua dunia setelah piala dunia yang diselenggrakan FIFA,
hal ini karena persaingan serta keindahan sepakbola dapat dinikmati oleh
seluruh fans (pendukung setia) yang
ada diseluruh eropa dan dunia melalui siaran televisi yang tidak pernah
dilewatkan oleh stasiun televisi di seluruh dunia karena memiliki nilai
komersial yang tinggi. Liga Champions yang
merupakan kejuaraan antar klub di negara – negara anggota UEFA mendapat
perhatian pertama masyarakat eropa dan
dunia melihat klub – klub sepakbola eropa bersaing memperebutkan suatu gelar
yang paling prestisius di dunia.
Industri sepakbola eropa tidak lepas dari perkembangan yang semakin kearah yang lebih modern, UEFA yang dalam hal ini tempat seluruh federasi sepakbola negara bernaung selalu memberikan pengaruh terhadap liga- liga di setiap negara anggota, khususnyaEnglish Premier League, La Liga (Primeira Division) Spanyol dan Serie A Italia merupakan liga sepakbola eropa yang mencerminkan sebuah industri sepakbola yang mapan dan paling bergengsi di eropa, dalam hal ini ketiga liga ini selalu menempati urutan teratas dalam popularitas sepakbola dunia umumnya dan eropa khususnya. Iklim sepakbola eropa telah memiliki dasar industri yang kuat dengan terbentuknya elemen-elemen pendukung industri yang mapan, perputaran uang yang lebih terpola dan sumber keuangan yang jelas, sehingga hampir seluruh aspek pengelolaan klub dapat lebih terukur dan terprediksi.
Industri sepakbola eropa tidak lepas dari perkembangan yang semakin kearah yang lebih modern, UEFA yang dalam hal ini tempat seluruh federasi sepakbola negara bernaung selalu memberikan pengaruh terhadap liga- liga di setiap negara anggota, khususnyaEnglish Premier League, La Liga (Primeira Division) Spanyol dan Serie A Italia merupakan liga sepakbola eropa yang mencerminkan sebuah industri sepakbola yang mapan dan paling bergengsi di eropa, dalam hal ini ketiga liga ini selalu menempati urutan teratas dalam popularitas sepakbola dunia umumnya dan eropa khususnya. Iklim sepakbola eropa telah memiliki dasar industri yang kuat dengan terbentuknya elemen-elemen pendukung industri yang mapan, perputaran uang yang lebih terpola dan sumber keuangan yang jelas, sehingga hampir seluruh aspek pengelolaan klub dapat lebih terukur dan terprediksi.
Sepakbola sebagai olahraga terpopuluer di dunia tidak bisa
dipandang sebatas olahraga sekelompok pria yang suka berkeringat ataupun sarana
hobi bagi kebanyakan orang.Eropa yang merupakan kiblat sepakbola lebih kepada
profesi yang “mempekerjakan” orang-orang
yang profesional dibawah satu kelembagaan formal yang berorientasi pada hasil
atau keuntungan. Sumber keuntungan dari lembaga profesi ini berasal dari
kinerja para “pegawai” di “kantor” mereka.Setiap pemain bola yang
ada dituntut untuk memberikan kontribusi yang besar serta profesionalitas
dalam memberikan hasil.Nilai jual yang timbul dari setiap “pekerja-pekerja” tersebut merupakan income bagi lembaga profesi yang mempekerjakan dirinya.[3]Jualan
yang diberikan bukan pada hasil penjualan mercendise klub bola atau tanda
tangan para bintang sepakbola. Jualan
yang diberikan adalah kualitas bermain dalam mewujudkan ekspektasi para “investor” klub yang menjadikan Premier
League, La Liga dan Serie A sebagai tujuan untuk menanamkan modal.
Keberadaan seorang pemain, pelatih maupun suporter adalah
aset sekaligus faktor produksi bagi sebuah industri sepakbola.Faktor- faktor
yang bersifat fisik seperti stadion, tanah, gedung dan lain sebagainya. Aspek
budaya, idiolgi, lagu dan yel-yel dari suporter, ofisial dan lain sebagainya
adalah alat kelengkapan dalam industri sepakbola sebagaimana layaknya alat
kelengkapan bagi eksistensi sebuah Negara, dalam konteks yang demikian inilah
sepakbola menjadi komuditas menguntungkan bagi upaya untuk melakukan
kapitalisasi industri atas nama olah raga sepakbola.
Industri sepakbola eropa selalu
didominasi oleh klub klub yang berlaga di liga Inggris(Premier League), liga Spanyol(Primeira
Division) dan liga Italia(Serie A).
Popularitas serta persaingan di liga champions yang selalu tinggi antara ketiga
liga ini menjadikan kelas pertama yang diberikan UEFA, persaingan yang melebihi
liga Jerman(Bundes Liga), liga
Belanda dan liga Prancis(Ligue One).
Klub Premier League seperti Manchester United, Manchester City, Arsenal,
Chealse, Liverpool dan Tothenham Houtspur dikenali di seluruh eropa, begitu
juga dengan klub Primeira Division Spanyol seperti Barcelona dan Real Madrid
yang menempati tim terbaik pertama dan kedua di eropa dan dunia serta klub
Serie A Italia seperti AC Milan, Inter Milan, Juventus dan AS Roma. Manajemen
klub yang kuat serta skill tinggi para pemain menjadikan wakil dari ketiga liga
ini selalu menjadi jawara eropa dan dunia dalam kurun waktu 6 sampai 10 tahun
yang lalu hingga saat ini.
Para investor klub ini bukan sebatas pemilik klub dan
manajemen, namun rumah taruhan, media massa dan elektronik, bahkan para
suporter yang setia mendukung tim-tim jagoannya. Semakin baik kualitas
kinerja yang diberikan, semakin tinggi ekspektasi juara yang diharapkan. Inilah
sebabnya, para investor sepakbola di Eropa
selalu mencari “source” baru
di penjuru dunia. Tujuan tidak lain, untuk mendapatkan “pekerja” dengan
kualitas terbaik. Real Madrid yang menyebutkan dirinya sebagai Los Galakticos(Pemain Bintang), tim dengan taburan
pemain berkualitas tinggi dan terkenal. Tujuannya bukan hanya sekedar meraih
gelar juara, disisi lain, nilai jual tontonan olah bola ala para Galakticos
Madrid yang diberikan pun menjadi barang antik yang dicari, bahkan tidak
sebatas itu, media masa dan elektronik pun tak akan mau melewatkan pertandingan
antar para bintang sepakbola dunia. Sepakbola
di era masa kini sebagai bentuk olahraga semakin banyak dipengaruhi oleh
berbagai kekuatan, seperti bisnis (sebagai sarana iklan dan promosi),
pemerintahan (sebagai simbol ideologi nasionalisme) dan media massa (sebagai
sarana untuk meningkatkan pembaca/pemirsa).[4]Industri
sepakbola eropa telah mencapai masa keemasan yang berdampak pada nilai jual
ekonomi dan daya tarik yang sangat besar dari berbagai penjuru dunia yang tidak
melewati perkembangan industri sepakbola di benua eropa.
Klub sepakbola Inggris, Spanyol dan Italia memainkan peran
penting dalam perkembangan industri sepakbola eropa, Manchester United,
Liverpool, Arsenal, dan Chelsea serta Manchester City dan Tothenham Houtspur
yang menjadi kekuatan baru klub sepakbola Inggris, selain itu di Spanyol
dominasi antara Barcelona dan Real Madrid merupakan rivalitas yang melambungkan
kedua tim untuk menjadi yang terbaik di
Spanyol dan Eropa, akan tetapi Valencia, Sevilla dan Atletico Madrid selalu
membuat persaingan yang semakin tinggi. Italia juga merupakan simbol kekuatan
sepakbola yang telah terlebih dahulu berpengaruh dalam industri sepakbola
eropa, kub seperti AC Milan, Juventus, Inter Milan, AS Roma merupakan klub yang
telah lama populer walaupun sekarang popularitas klub ini mulai menurun, akan
tetapi tidak membuat Serie A kehilangan tempat dalam popularitas industri
sepakbola eropa. Sepakbola tidak hanya digemari namun juga melibatkan
perputaran uang dengan jumlah yang luar biasa.Kondisi tersebut terutama terjadi
di liga sepakbola Eropa khususnya Inggris, Spanyol dan Italia, di liga tersebut
sepakbola telah tumbuh menjadi industri yang berkembang sangat pesat. Benua
Eropa menjadikan sepakbola sebagai
pertandingan dua babak, bukan hanya secara denotatif namun juga
konotatif, babak pertama adalah permainan di lapangan untuk menggapai
kemenangan, sedang babak kedua adalah kemampuan untuk bertahan di iklim bisnis
yang kompetitif.
Keberhasilan maupun kegagalan pada satu babak
akanmempengaruhi kinerja di babak yang lain. Seiring dengan berkembangnya
industri sepakbola di Eropa, maka sumber pemasukan sebuah klub sepakbola
menjadi sangat bervariasi.Sumber-sumber pendapatan sebuah klub sepakbola
ternyata sangat beragam dan tidak semata dari penjualan tiket pertandingan
saja, sumber-sumber tersebut di antaranya adalah sponsor dan iklan, hak siar
televisi, penjualan merchandise, dan
juga dari penjualan(transfer) pemain.[5]
Dua dekade terakhir, terjadi peristiwa yang ternyatamengenai profesionalisme sepakbola di Negara Negara Eropa untuk
menjadi sebuah industri dengan dinamika ekonomi yangbelum pernah terjadi
sebelumnya. Transformasi klub sepakbola yang pada awal hanya sebuah bentuk
cabang olahraga menjadi perusahaan komersial yang mendorong beberapa
investorlokal maupun asing untuk
mengambil posisi penting demi kemajuan dan kepopuleran tim sepakbola, investasi
yang sangat besar dalam bentuk uang yang di tujukan untuk biaya klub dan
transfer pemain (pembelian dan penjualan pemain).[6]UEFA
memeberikan kebebasan terhadap negara anggota demi kemajuan sebuah liga, UEFA
tidak membatasi selurh pemain untuk mengembangkan kemampuan serta tidak
membatasi sebuah klub dalam transfer pemain untuk kemajuan sebuah klub demi
mencapai prestasi terbaik di benua eropa dan dunia.
Perkembangan industri sepakbola eropa yang menguasai sektor
– sektor penting dalam urusan komersial, seperti yang terjadi di sektor media
(teknologi dan kompetitif) memiliki klub
yang diaktifkan untuk menegosiasikan hak siar yang lebih menguntungkan,
misalnya kompetisi Liga Champions yang bergabung dan membentuk klub top di
Eropa diselenggarakan oleh UEFA yang menghasilkan 610 juta Euro pendapatan pada musim 2005/06,
dan 437 juta Euro dari jumlah ini
dibagikan kepada 32 klub eropa yang menjadi peserta kompetisi.[7]
Musim 2005/2006 yang menjadikan FC Barcelona sebagai juara liga champions eropa
juga mendapatkan hadiah dari UEFA sebesar 31,3 juta Uero.
Sumber pemasukan paling dasar dari sebuah klub di industri
sepakbola eropa sebenarnya adalah dari penjualan tiket, karena produk paling
dasar dari sebuah klub sepakbola adalah produk berupa pertunjukan pertandingan
sepakbola secara langsung. Bagi sebagian klub pemasukan dari penjualan tiket
pertandingan bisa menjadi sumber pendapatan yang paling dominan, berdasar hasil
laporan Deloitte tentang 20 besar klub sepakbola dengan pendapatan terbesar,
Arsenal berhasil berada di urutan kelima setelah klub ini pindah ke Stadion
Emirates pada musim pertandingan 2005-2006, klub tersebut pindah dari stadion
lama yakni Stadion Highbury, karena kapasitasnya dinilai terlalu kecil untuk
menampung jumlah penonton yang banyak. Stadion merupakan aset terbesar sebuah
klub sepakbola, mayoritas klub sepak bola terus berupaya memperbaiki stadion agarmampu menampung lebih banyak penonto yang
rata-rata setiap kali Arsenal bertanding di stadion itu diperoleh penghasilan
dari tiket sebesar 3,1 juta poundsterling.
Sumber pendapatan berikutnya dalam sebuah industri sepakbola
eropa adalah dari iklan dan sponsor. Sponsor merupakan alat kekuatan dalam
membangun sebuah tim sepakbola. Uang mengalir yang sangat cepat dari sumber
ini, sebagai contoh kontrak klub Manchester United pada 2009 dengan perusahaan
asuransi AIG sebagai sponsor bernilai 14,1 juta pounds per musim sebelum pada
akhirnya di sponsori oleh AON pada 2010/2011 yang merupakan perusahaan risk management, insurance and reinsurance,
brokerage dan konsultan human capital ini jadi sponsor utama dari baju MU
selama 4 tahun.[8]
Nilai ini merupakan sponsor yang terbesar di antara klub Premier League
lainnya, selain itu Real Madrid meraih
penghasilan lebih dari 20 miliar Euro atau sekitar US$29 juta per tahun dari
kontraknya dengan grup judi online asal Austria, Bwin.
Premier League Inggris menempati sponsor besar selain
Manchester United seperti Standard Charter(Liverpool), Fly Emirates(Arsenal)
Etihad(Manchester City) dan Samsung(Chealsea) begitu juga dengan La Liga
Spanyol yang menempatkan Barcelona sebagai klub eropa yang di sponsori terbesar
oleh Qatar Foundation pada musim 2011/2012 yang sebelumnya juga telah di
sponsori oleh UNICHEF yang merupakan sebuah badan PBB. Serie A Italia juga
menempatkan AC Milan dengan Fly Emirates yang sebelumnya juga pernah di
sponsori oleh Bwin, selain itu InterMilan dengan Irelli.
Sumber pemasukan yang lain adalah dari penjualan merchandise
atau pernak-pernik klub, ini juga merupakan sumber pemasukan yang tidak kalah
besarnya, sebagai contoh, menurut hasil penjualan semua merchandise berlogo
Real Madrid yang selalu mendominasi setiap tahun mencapai lebih dari 100 juta
euro atau Rp 1,4 triliun per tahun, atau kurang lebih seperempat dari anggaran
rutin RealMadrid yang mencapai sekitar 400 juta euro per tahun.[9]
Sumber pendapatan berikutnya adalah dari hak siar
televisi.Hak siar merupakan salah satu komponen pendapatan yang cukup
menyumbangkan kontribusi keuntungan bagi klub-klub sepakbola di Eropa.
Banyaknya jumlah pertandingan klub yang disiarkan oleh televisi baik itu
merupakan kompetisi domestik maupun kompetisi regional Eropa turut memberikan
pendapatan yang sangat signifikan dari hak siar televisi, khususnya bagi
klub-klub besar yang memiliki penggemar atau suporter yang besar dan mendunia,
sebagai contoh, Manchester United (MU) menempati urutan pertama dalam
pendapatan dari hak siar televisi Liga Primer musim 2009/2010 dengan total
pendapatan hak siar £52,996 juta, atau £167.000 lebih tinggi dari Chelsea yang
tampil sebagai juara. Hal ini karena sebanyak 24 laga MU disiarkan langsung,
atau dua lebih banyak dibanding Chelsea. Barcelona dan Real Madrid di Spanyol juga memiliki
pendapatan yang sangat besar dari hak siar televisi di eropa dan asia, begitu
juga dengan AC Milan dan Intermilan yang juga memiliki pendapatan dalam hak
siar televisi.[10]
Hadiah dari kompetisi sepakbola juga merupakan salah satu
sumber penghasilan klub. Liga Champions Eropa memiliki distribusi uang hadiah
yang paling besar dibanding kompetisi liga Eropa lainnya yang diselenggarakan
oleh UEFA, sebagai contoh selama enam tahun (dari tahun 2005 sampai 2011) UEFA
telah mendistribusikan lebih dari tiga miliar euro atau sekitar Rp43 triliun
kepada 70 klub yang berpartisipasi dalam salah satu turnamen sepakbola yang
paling menguntungkan itu, dalam enam musim terakhir, keseluruhan klub Premier
League yang berpartisipasi dalam liga champions mengumpulkan rata-rata 160 juta
euro atau Rp2,3 triliun,[11]
lebih banyak dari pada yang diperoleh oleh La Liga (Primeira Division) Spanyol
dan Serie A Italia yakni setengah dari
total hadiah uang Liga Champions didistribusikan dari market share siaran
televisi, sedangkan setengahnya lagi didasarkan pada capaian setiap peserta.
Musim 2009 UEFA memberikan hadiah untuk Liga Champions naik
26 persen dari tahun sebelumnya. Tim-tim yang lolos ke babak grup saja sudah
otomatis mengantongi 7,1 juta euro. Setiap kemenangan di fase grup dihargai 800
ribu euro dan tim juara berhak atas hadiah uang 9 juta euro (Rp 129 miliar).[12]
Hasil dari penjualan pemain juga merupakan salah satu sumber
pemasukan dan keuntungan tersendiri sebuah klub.Meskipun begitu, penjualan
pemain bukanlah sumber pendapatan yang rutin sebagaimana pendapatan yang lain,
sebagai contoh adalah penjualan Cristiano Ronaldo oleh MU (Manchester United)
ke Real Madrid. MU membeli Ronaldo pada harga sekitar 12 juta poundsterling
pada tahun 2003 dari Sporting Lisbon (Klub Portugal) dan menjualnya pada tahun
2009 dengan harga 80 juta poundsterling. Laporan keuangan MU yang
dipublikasikan 11 Januari 2010, MU mencatatkan keuntungan sebelum pajak sebesar
48,2 juta poundsterling per 30 Juni 2009,
jumlah keuntungan sebesar itu banyak terbantu dengan transfer Ronaldo
dengan nilai 80 juta poundsterling ke Real Madrid karena jika pemain tersebut
tidak dijual, maka MU akan berstatus merugi hingga sebesar 31,8 juta
poundsterling.[13]
Industri sepakbola eropa tidak lepas dari pengaruh politik, pemilik klub
tidak hanya bertujuan mengejar juara melainkan menanamkan pengaruh serta tidak
hanya mencari keuntungan finansial. Kekuatan sepakbola menjadikan simbol dan
gengsi pemerintahan wilayah, kerjasama yang terjadi antar tim kelas satu di
eropa selalu mewarnai bursa transfer (perpindahan pemain dari sebuah klub ke
klub lain), misalnya kerjasama antara klub Barcelona(Spanyol) yang selalu
menjalin hubungan erat dengan klub Arsenal(Inggris), kerjasama yang sering
terjadi antar kedua tim ini dapat di perhatikan dalam hal transfer pemain antar
kedua tim, persamaan pola permainan kedua tim juga selalu menjadi alasan
terjalin kerjasama.
Inggris, Spanyol dan Italia merupakan kiblat sepakbola
eropa, ini disebabkan Liga Inggris, Laliga Spanyol dan Serie A Italia menjadi
yang teratas dalam penguasaan industri sepakbola eropa. Sepakbola mengantarkan
ketiga Negara ini menjadi terkenal di seluruh eropa dan dunia, daya tarik
wisatawan selalu menjadikan ketiga Negara ini sebagai tujuan melancong, hal ini
tidak lepas dari pengaruh manajemen klub yang menyediakan fasilitas berupa
stadion yang megah dan menarik untuk di kunjungi.
Sepakbola di Inggris, Spanyol dan Italia tidak hanya sebatas
olahraga melainkan sebuah identitas Negara yang dikenal seluruh dunia dengan
kehebatan tim dan kemegahan stadion dan fasilitasnya, sebagaimana klub
Manchester United dan Manchester City yang memiliki stadium Old Traford dan
stadium Etihad yang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan dalam
mengunjungi kota Manchester, begitu juga dengan klub Arsenal dengan stadium
Emirates, Chelsea dengan stadium Stanford bridge, Totenham Houtspur dengan
stadium White Hart Lane merupakan daya tarik wisatawan asing jika berkunjung ke
kota London. Liverpool yang memiliki stadium Anfild yang merupakan pilar kota
Liverpool jika pecinta sepakbola berkunjung di kota ini.
Negara-negara
Eropa yang lain seperti Spanyol dan Italia, sepakbola sudah menjadi industri
pariwisata yang bernilai miliar dollar. Kunjungan wisatawan asing dan domestik
dikota Milan tidak lengkap jika tidak berkunjung ke stadium San Siro (AC Milan)
atau Giussepe Meaza (Inter Milan). Spanyol memiliki stadium Santiago Bernebeu
milik klub Real Madrid yang berpusat di jantung ibu kota Spanyol serta stadium
Camp Nou yang merupakan stadium sepakbola terbesar di eropa milik klub
Barcelona.
[1]Franklin Foer. Memahami Dunia Lewat Sepakbola: Kajian
Tak Lazim Tentang Sosial-Politik Globalisasi , terjemahan Alfinto Wahhab (Jakarta: Marjin Kiri. 2004)
[2]Sumber dari www. UEFA.com
[3]John Horne &
Wolfram Manzenreiter.Football, Culture,
Globalisation.2004. Football Goes East. London: Routledge. Hal. 12.
[4]Ibid
halaman 13
[5]http://radikalizm666.blogspot.com/sepakbola
diakses pada 2 Februari 2012
[6]Antonio
Samagaio, Eduardo Couto dan Jorge Caiado, Sporting, financial and stock market
performance in
English football: an empirical analysis of
structural
Relationships, Technical University of Lisbon, Portugal,2010 hal 3
[7]Ibid
hal 6
[8]Koran Bola, Sponsor-Sponsor Klub Premier League, 23
Agustus 2011
[9]Http//:vivanews.com/sepakbola
di akses pada 12 januari 2012
[10] Http//:goal.com di akses pada 1 Februari 2012
[11]ibid
[12] Http//:lagabola.com diakses pada 22 Desember 2011
[13] Http//:kompas.com/bola/ diakses pada 11 november 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar