Kalangan BER*UANG Sang Penikmat Subsidi BBM
Oleh : Muhammad Yusrizal
Pemerintah
pada waktu yang lalu sempat pusing memikirkan rencana kenaikan harga subsidi
BBM yang menimbulkan pro dan kontra, yakni kelompok yang menginginkan harga BBM
naik karena mengikuti harga minyak mentah dunia yang meningkat serta kelompok
yang menolak rencana kenaikan harga tersebut dengan alasan masyarakat kecil
akan sengsara karena subsidi BBM khusus untuk kalangan bawah dan menengah yang
mana pada akhirnya kelompok kontra yang menolak kenaikan harga BBM berhasil,
akan tetapi masyarakat kecil dan menengah tetap saja dirugikan karena kebijakan
pemerintah yang di nilai tidak efektif serta fakta di lapangan yang salah sasaran.
Pemerintah sangat lemah, kebijakan pemerintah justru tidak bijak dalam
menyikapi persoalan ini, pemerintah hanya makin menyengsarakan masyarakat kecil
karena tidak tahu tujuan kepada siapa subsidi BBM itu diberikan, apakah untuk
mereka dari kalangan elit dengan mengendarai mobil mewah yang menghabiskan BBM
setiap harinya selalu nongkrong di pengisian premium yang notabenenya adalah
BBM bersubsidi. Rakyat kecil yang
seharusnya menikmati subsidi BBM malah membeli dengan harga yang tinggi karena
hanya diperoleh dari pedagang eceran, apakah ini yang dinilai pemerintah yang
pro terhadap rakyat kecil, apakah ini yang dinilai pemerintah sebagai keadilan
untuk seluruh rakyat indonesia? Atau karena pemerintah hanya memikirkan
perputaran uang yang cepat dari distribusi BBM agar BBM menjadi langka disetiap
SPBU yang banyak mengantri puluhan mobil baru dari orang kaya yang sedang
mengisi premium sedangkan satupun jarang yang berada pada antrian pengisian
pertamaxs yang notabenenya bahan bakar non subsidi. Jika pemerintah memikirkan
rakyat kecil maka kelangkaan bahan bakar bersubsidi tidak akan pernah terjadi,
jika pemerintah bijak dalam memberikan sasaran untuk siapa bahan bakar
bersubsidi itu diberikan maka rakyat kecil yang membutuhkan subsidi BBM di
setiap pelosok negeri tidak akan pernah kurang.
Indonesia
merupakan negara yang sedang berkembang, rakyat indonesia masih banyak yang
berada dibawah garis kemiskinan namun diantara jutaan rakyat miskin indonesia
juga masih banyak memiliki milyarder golongan-golongan elit yang memiliki
penghasilan lebih dari mencukupi sehingga tidak jarang dari mereka memiliki
tiga bahkan empat unit kenderaan roda empat yang golongan mewah sampai harga
milyaran rupiah yang siap boros menghabiskan bahan bakar, tapi bagi mereka itu
tidak akan menjadi masalah karena uang yang dikeluarkan sangat tercukupi jika
di isi dengan Bahan bakar bersubsidi yang jauh lebih murah jika di bandingkan
bahan bakar non subsidi. Pemikiran pemerintah untuk menyelamatkan uang negara
tidak pernah sampai kepada rakyat kecil, jika pemerintah benar-benar konsisten
untuk membangun negara lebih baik lagi maka pemerintah dapat menyelamatkan uang
yang bahkan sampai trilyunan rupiah dari
distribusi BBM bersubsisdi yang tepat pada sasarannya. Kelompok-kelompok yang
memiliki kepentingan terhadap subsidi BBM yang dibuat pemerintah sangat
tersenyum lebar dan begitu bahagia dengan kebijakan pemerintah yang sangat
lemah ini karena mereka bisa meraup keuntungan yang berlimpah dari kelalaian
pemerintah dalam menyikapi permasalahan subsidi BBM ini yang selalu saja
menimbulkan pro dan kontra dalam kehidupan sosial masyarakat yang pada akhirnya
tetap saja masyarakat golongan menengah kebawah yang menjadi korban akibat
kelalaian pemerintah. Masyarakat kecil yang seharusnya menikmati subsidi yang
diberikan pemerintah justru terabaikan disebabkan ulah mereka yang dari
kalangan ber*uang yang dapat membeli apapun dengan uang tidak terkecuali BBM
bersubsidi, kebijakan pemerintah mengenai larangan kenderaan mewah menggunakan
bahan bakar bersubsidi tidak ubahnya hanya sebuah ocehan yang sesuka hati untuk
di dengarkan dan di patuhi ataupun sebaliknya dengan mengindahkan dan
menganggap angin lalu semata, seharusnya pemerintah harus lebih agresif dan
tegas dalam memberikan sanksi yang tepat dan cepat kepada pelanggar hukum yang
menyengsarakan rakyat, pemerintah dan pihak media seharusnya bekerja sama dalam
membasmi kalangan ber*uang yang nakal ini, bukan hanya sekadar mewawancarai di
lokasi yang sedang kedapatan mengisi BBM bersubsidi dan malah membiarkan begitu
saja tanpa ada tindakan maupun sanksi sedikitpun.
Pemerintah
tidak tegas pada setiap kebijakan yang dibuatnya, karena ketidak tegasan
pemerintah inilah maka timbullah sikap tidak percaya masyarakat terhadap
pemerintah. Pelanggaran- pelanggaran hukum di indonesia seakan jamur yang
sedang berkembang di musim hujan, masyarakat indonesia tanpa rasa takut dan
bersalah sering melakukan pelanggaran hukum mulai dari yang kecil sampai yang
besar karena mereka sangat sadar sekali betapa lemahnya penegakan hukum di
indonesia. Dalam menentukan sanksi terhadap masyarakat elit yang menggunakan
kenderaan mewah yang sering kedapatan baik secara langsung ataupun tidak
langsung sedang mengisi bahan bakar bersubsidipun pemerintah tidak berani
mengambil sikap, di tiap-tiap SPBU di seluruh indonesia terutama di kota-kota
besar sangat sering kali terlihat mereka yang mengisi subsidi BBM yang
seharusnya untuk rakyat kecil padahal secara keuangan mereka mampu sekali untuk
mengisi bahan bakar yang non subsidi. Kelalaian pemerintah ini berimbas kepada
aparat pemerintah yang memiliki kenderaan plat merah, mereka juga dengan
sengaja mengisi bahan bakar subsidi yang sebenarnya mereka telah diberikan
tunjangan bahan bakar setiap bulannya, tanpa perasaan malu ataupun bersalah
sedikitpun mereka dengan senang hati mengisi kenderaannya dengan bahan bakar
bersubsidi padahal pemerintah sudah melarang penggunaan bahan bakar bersubsidi
kepada kenderaan plat merah. Kenapa ini sering terjadi dan seperti hal umum
yang tidak ada salahnya dalam segi undang-undang? Hal ini terjadi ketidak
tegasan pemerintah dalam menegakkan setiap undang-undang dan hukum yang dibuat.
Pemerintah seharusnya turun kelapangan secara langsung, mengecek setiap SPBU
serta memberikan sanksi yang tegas kepada setiap pemilik SPBU dan juga pelaku
yang membiarkan kenderaan mewah dengan sengaja mengisi bahan bakar bersubsidi,
pemerintah tidak boleh dengan hanya melihat pemberitaan di telvisi semata tanpa
melakukan apapun. Pemerintah harus tegas dalam penegakan hukum di indonesia.
Pemerintah seharusnya mulai memikirkan untuk menyelamatkan uang negara yang
telah dikeluarkan pada subsidi bahan bakar minyak yang tujuan awalnya untuk
meringankan rakyat keci malah dinikmati kalangan elit, kalangan kaya, kalangan
ber*uang yang mereka sebenarnya mampu untuk membeli bahan bakar non subsidi.
Indonesia
tercatat sebagai salah satu negara dengan volume kenderaan terbesar di dunia,
setiap harinya dikota sampai pedesaan kenderaan merupakan kebutuhan primer yang
wajib dimiliki, hal ini akan menimbulkan kemacetan disetiap ruas jalan pada
setiap kota-kota di indonesia yang juga berdanpak pada kosumsi bahan bakar
minyak yang akan meningkat, kemacetan yang dibuat karena padatnya jumlah
kenderaan roda empat yang setiap hari melintas dan diantara padatnya jumlah
kenderaan tersebut hanya satu banding sepuluh yang satu mobil diisi oleh dua
atau lebih penumpang, kebanyakan dari mereka golongan elit menggunakan kenderaan
hanya untuk pribadi sendiri, hal inilah yang mengakibatkan konsumsi BBM akan
meningkat. Antrian di pengisian bahan bakar bersubsidi justru dipenuhi oleh
kenderaan roda dua, sedangkan roda empat yang kebanyakan mewah tidak mengantri
lama mengisi BBM bersubsidi, ini sangat kontradiksi sekali, kenderaan roda dua
yang tidak besar dalam konsumsi bahan bakar justru antri sampai puluhan meter
untuk mendapatkan BBM bersubsidi sedangkan mobil yang konsumsinya lebih dari
20X lipat dari kenderaan roda dua dengan mudah mendapatkan subsidi BBM hal ini
seolah-olah pemerintah memberikan subsidi BBM tersebut untuk kalangan kaya dan
elit, padahal di pengisian pertamax malah kosong dan sangat langka sekali
melihat kenderaan roda empat yang mengisi pertamax yang notabenenya bahan bakar
non subsidi. Jika pemerintah tidak bijak dalam menyikapi masalah ini maka
pemerintah tidak akan bisa menyelamatkan uang negara dari subsidi BBM ini
karena distribusi subsidi BBM yang tidak tepat pada sasaran yang di tuju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar