Liberalism, Marxism, Nationalism:
Major Approaches in International Political Economy
Ekonomi
Politik Internasional adalah salah satu studi yang berpengaruh di dalam
hubungan internasional. Fenomena-fenomena yang terjadi dalam tingkat
internasional sudah melibatkan keduanya, baik ekonomi maupun politik. Seperti
yang dikemukakan oleh Mingst, Ekonomi Politik Internasional didefinisikan
sebagai studi yang mempelajari hubugan serta persinggungan diantara politik dan
ekonomi, dan antara negara dan pasar. Ekonomi politik internasional juga
menjelaskan bagaimana politik dapat digunakan untuk mencapai tujuan ekonomi,
dan bagaimana instrumen ekonomi dapat digunakan untuk kepentingan politik.
Terdapat
hubungan yang sangat kompleks di antara politik dan ekonomi, dan antara negara
dan pasar, yag mana perlu dimengerti untuk kemudian memahani hubugan
interasional. Di dalam menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi, Ekonomi
Politik Internasional memberikan
tiga teori penting. Dimana masing-masing nya
memiliki latar belakang ideologi, fundamental yang berbeda-beda, dan juga
konsep hubungan antara masyarakat, negara, dan pasar yang berbeda pula. Ketiga
teori tersebut yakni; merkantilime, ekonomik liberalisme, dan Marxisme.
Merkantilisme adalah teori yang yang memiliki kaitan erat dengan pembentukan
negara berdaulat, modern, pada abad ke-16 dan ke-17. Merkantilis berpendapat
bahwa aktivitas ekonomi adalah seharusnya tunduk pada tujuan primer untuk
membangun serta menciptakan negara yang kuat. Dimana dapat dikatakan bahwasanya
ekonomi adalah alat politik yang dasar untuk membangun kekuatan politik, dan
kekuatan politik-militer yang dapat digunakan untuk melawan negara lain.
Merkantilis melihat perekonomian internasional sebagai area konflik bagi mereka
yang memiliki kepentigan berbeda, dibandingkan sebagai wilayah untuk bekerja
sama dan saling menguntungkan. Dalam hal ini merkantilis menekankan pada
zero-sum game,yang mana kemenangan satu pihak adalah kekalahan bagi pihak yang
lainnya. Perekonomian haruslah tunduk pada tujuan utama peningkatan kekuatan
negara, atau seperti yang ditulikan oleh Jackson
& Sorenson, 1999, “Politics must have primacy over economics”.
“Mercantilists
share the preumptions Realits in international relations. They do not focus on individual
policymakers and their policy choices but rather assume that the world-economy
is an-arena of competition among states seeking to maximize relative strength
and power” (John Baylis, 2001).
Berikut
nya adalah ekonomi liberal. Ekonomik liberal hadir sebagai kritik akan teori
dan kebijkan yang men-subordinate ekonomi pada politik. Ekonomi liberal
berpendapat bahwasanya ekonomi pasar adalah sumber utama kemajuan, kerjasama,
dan kesejahteraan. Campur tangan politik dan peraturan negara akan menciptakan
kemunduran serta menyebabkan konflik. Kaum ekonomi liberal menolak pandangan
kaum merkantilis bahwa negara adalah aktor dan fokus sentral dalam menghadapi
permasalahan ekonomi. Menurut ekonomi liberal, aktor utama adalah individu
sebagai konsumen dan juga produsen, dimana diketahui bahwasanya sifat dasar
manusia yang rasional dapat membawa keuntungan bagi semua pihak, dimana membawa
kepada harga yang optimal dan kestabilan ekonomi.
Ekonomi
liberal juga berpendapat bahwasanya dengan perbedaan sumber daya alam yang
setipa negara miliki, perdagangan bebas menjadi opsi terbaik. Konsep David
Ricardo mengenai comarative advantage melandasi pemikiran tersebut, dimana ia
berpendapat bahwa perdagangan bebas yaitu aktivitas komersial yang dijalankan
secara bebasdari perbatasan nasional, akan membawa keuntungan bagi semua
partisipan sebab perdagangan bebas menjadikan terjadinya spesialisasi dan
spesialisasi meningkatkan efisiensi, dan dengan demikian, meningkatkat
produktivitas (Jackson & Sorenson, 1999: 181).
“For
markets to function most efficiently, economics, and political must be
seperated as much as possible; that is, market must be free”...”Mercantilists
views that politics determines economis,liberals see economics as determining
politics, though ideally the two should be kept seperated as much as possible”
(Mingst, 2008: 249).
Teori
yang terakhir adalah Marxisme. Marxisme datang mengkritik pemikiran ekonom
liberal yang mana mengatakan perekonomian sebagai suatu halyang positif dan
menguntungkan semua pihak. Marxist berpendapat bahwasanya perekonomian dalam
kenyataannya adalah tempat eksploitasi manusia dan perbedaan kelas. Kaun marxis
sependapat dengan para kaum merkantilis bahwa politik dan ekonomi sangat lah berkaitan.
Baik marxis maupun merkantilis menolak pandangan liberal yang berpendapat bahwa
ekonomi berjalan dengan hukumnya sendiri. Akan tetapi, yang membedakan marxis
dn merkantilis disini yakni padangan apa yang lebih utama. Menurut kaum Marxis,
Ekonomi berada diatas politik.
Marxisme
percaya bahwasanya terdapat dua kelas didalam perekonomian kapitalis, yakni
kaum proletar dan kaum borjouis, yakni bukan pemilik modal dan pemilik modal.
Menurut Marxis perekonomian yang ada yakni mengenai kompetisi diantara
kelas-kelas, yakni diantara kelas pemilik modan yang kelas bukan pemilik modal.
Marxis berpendapat bahwa politik, sebagian besar ditentukan oleh konteks sosial
ekonomi. Kelas ekonomi yang dominan akan menjadi dominan juga didalam politik,
yakni kelas bourjuis.
Melihat
perbedaan-perbedaan ketiga teori diatas, pakar seperti Robert Gilpin dan Susan
Strange memberikan pendapatnya masing-masing perihal ketiga teori diatas dengan
mengkombinasikan pendekatan-pendekatan klassik yang baru. Robert Gilpin
memposisikan dirinya dalam pengkombinasian ketiga teori diatas, akan tetapi
penekanan utamanya adalah merkantilis. Gilpin juga menjadikan pernyataan kaum
merkantilis tentang perekonomian internasional yang liberal hanya dapat
berfungsi jika didukung oleh kekuatan politik yang memimpin, hegemoni.
Sedangkan Susan Strange tidak memberikan prioritas baik pada politik maupun
ekonomi, karna ia percaya bahwa ekonomi dan politik saling mempengaruhi satu
sama lain. Tujuan strange adalah untuk menganalisa empat dimensi kekuatan
struktural yang saling berhubungan, yakni keamanan (kekuatan politik-militer),
produksi, pengetahuan, dan keuangan. Di mana keempat struktur tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain tanpa ada yang mendominasi. Menurut Strange, bukan
hanya negara yang penting sebagai aktorm akan tetapi individu, kelas,
perusahaan, dan organisasi internasional dan lain-lain punya juga menjadi aktor
penting.
Dapat
disimpulkan kemudian bahwasanya ketiga teori dalan ekonomi politik internasional,
yakni, liberal, merkantilis, dan marxis, memiliki ideologi serta pandangan
berbeda mengenai hubungan politik dan ekonomi. Ekonom liberal berpendapat bahwa
ekonomi dan politik tidak dapat di relasikan, dimana, campur tangan negara
didalam perekonomian, akan menciptakan ketidakstabilan, liberal memandang
sifart manusia rasional terutma dalam berekonomi tidak dapat diintervensi oleh
negara. Merkantilis yang berbeda dengan pemikiran liberal, berpendapat
bahwasanya perekonomian adalah arena bagi negara untuk memaksimalkan
kekuatannya, dapat dilihat kemudian bahwa merkantilis menempatkan politik
diatas ekonomi. Sedangkan Marxis yang menempatkan ekonomi diatas politik
percaya bahwasanya perekonomian adalah arena diantara kelas pemilik modal dan
yang bukan. Yang mana pemilik modal akan menjadi penguasa politik.
Posisi
saya didalam kajian kali ini, saya sependapat dengan Susan Strange, dimana
memposisikan ketiga teori itu sejajar. Dimana dapat mempengaruhi ekonomi
melalui politik, dan begitu pun sebaliknya. Dan meletakkan negara bukan sebagai
aktor utama. Jika kita lihat sekarang, didalam perekonomian, terdapat banyak
aktor-aktor yang berperan didalam perekonomian, baik aktor negara maupun aktor
non-negara.
Referensi:
- Baylis, John &
Smith, Steve, 2001. “International political economy in an age of
globalization” dalam ‘The Globalization of World Politics: An Introduction to
International Relations’, New York: Oxford University Press, pp. 326-366
- Jackson, Robert
& Sorenson, Georg, 1999. “International Political Econmy” dalam ‘Introduction
to International Relation’, Oxford: Oxford University Press, pp.
175-216
Tidak ada komentar:
Posting Komentar