Dalam
perkembangannya, Ekonomi Politik Internasional banyak mengalami perubahan
dinamika. Dan dalam perubahan dinamikanya tersebut berkaitan erat dengan dunia
secara global, baik dalam aspek ekonomi, politik, dan sosial. Robert
Gilpin, memberikan definisi standar mengenai ekonomi politik internasional,
yaitu hubungan paralel dan saling menguntungkan antara “negara” sebagai politik
dan “pasar” sebagai ekonomi dalam dunia modern (Gilpin, 1987). Ekonomi
Politik Internasional merupakan studi yang berkaitan erat dengan pasar
internasional termasuk segala aktor yang terlibat didalamnya. Pasar merupakan
integrasi fungsional, hubungan kontraktual, saling ketergantungan yang luas
antara pembeli dan penjual, struktur ekonomi yang terjadi dimana hasil akhir
ditentukan oleh harga. Studi tentang Ekonomi Politik Internasional menerangi
alasan mengapa perubahan terjadi dalam distribusi kekayaan dan kekuasaan dalam
sebuah negara. Dalam pasar terjadi dinamika yang dipengaruhi oleh keadaan
politik antar aktor dan kebudayaan masyarakat. Gilphin mengungkapkan bahwa
sejarah ekonomi dan politik yang terjadi dunia internasional ini dipengaruhi
kuat oleh kondisi pasar dan keadaan lingkungan masyarakatnya (Gilphin, 1987).
Seiring
dengan perkembangan dunia, dinamika politik dan ekonomi dalam pasar juga terus
berubah menjadi semakin kompleks. Tiga teori dasar utama Ekonomi Politik
Internasional, liberalisme,
merkantilisme, dan marxisme dianggap kurang mampu
mengmbangi perubahan dinamika dalam Ekonomi Politik Internasional. Dan kemudian
dari hal tersebut mengawali lahirnya pemikiran-pemikiran baru yang berdasar
dari tiga teori ekonomi politik internasional tersebut. Gilphin juga
mengungkapkan dalam bukunya, bahwa terdapat tiga pendekatan kontemporer, adalah
seperti dual economy, Modern World System (MWS), dan hegemonic stability.
Dimana ketiganya berupaya menjelaskan mengenai dinamika perubahan-perubahan
yang telah terjadi dalam ekonomi politik internasional (Gilphin, 1987).
Yang pertama
adalah teori dual economy, merupakan sebuah teori yang menjadi turunan dari
pemikiran liberal. Robert Gilpin mendefinisikan liberalisme sebagai suatu
doktrin atas seperangkat prinsip-prinsip untuk mengatur suatu ekonomi pasar
sehingga tercapai yang maksimal, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
individu. Semua bentuk ekonomi liberal percaya terhadap mekanisme harga pasar
sebagai sarana yang paling tepat untuk mengorganisasikan hubungan ekonomi
internasional maupundalam kegiatan-kegiatan ekonomi politik. Dual economy itu
sendiri telah membagi ekonomi menjadi dua tipe. Tipe yang pertama ialah modern
dan tradisional, dalam tipe ini secara realistis telah dialami langsung oleh
tiap individu. Bahwa ekonomi terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu,
dari ekonomi tradisional kemudian terus berkembang menjadi kegiatan ekonomi
modern. Yang pada mulanya terfokus pada unsur alam terus berubah pada kemajuan
teknologi abad saat ini. Semua perubahan tersebut tentu dipengaruhi oleh
modernisasi yang merata baik dalam kondisi sosial, ekonomi dan politik. Jelas
terlihat dalam proses perubahan tersebut kemajuan dalam bidang teknologi dan
ilmu pengetahuan memiliki pengaruh paling penting dalam dinamika perekonomian
dunia yang terus berubah hingga saat ini. Dalam pendekatan ini juga menjelaskan
dampak globalisasi yang membawa kemajuan teknologi sehingga membuat jarak kian
tak berarti. Dalam pemikiran liberal, aktor utama dalam pasar adalah individu
yang tujuan utamanya untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya melalui
perluasan wilayah pasar hingga ke belahan dunia lain.
Teori
berikutnya adalah teori Modern World System (MWS). Dalam teori ini berbasis
dari pandangan teori Marxis, dimana dalam teori ini berfokus pada kelas sosial
antar negara. Teori yang kedua ini membagi negara-negara di dunia ke dalam
kelas-kelas, antara lain core dan periphery. Teori MWS ini menekankan kajian
pada analisa asal, struktur, dan fungsi dari system (Gilpin, 1987). Akan tetapi
berbeda pada apa yang diungkapkan oleh immanuel Wallerstein, teori ini
menganggap bahwa kelas-kelas antar negara merupakan suatu sistem yang saling
bergantung satu sama lain dan tidak dipisahkan. Hal tersebut berkitan dengan
pembagian kerja dalam dunia internasional. Karena kemajuan atau keadaan yang
terjadi di negara core akan juga mempengaruhi kondisi yang terjadi di negara
periphery. (Gilphin 1987).
Teori yang
ketiga, didasari dari pemikiran merkantilis. Studi EPI menjadi sangat populer
karena, sistem merkantilisme mengajarkan perlunya penyatuan aktivitas ekonomi
dan aktivitas politik, bahkan menurut penganutaliran ini setiap negara harus
mengutamakan terlebih dahulu kepentingan nasionalnya. Dalam teori ini
melibatkan peran negara sebagai aktor yang mengatur dan mengawasi perdagangan
internasional yang semakin bebas terbawa arus globalisasi. Dalam teori ini
manyatakan bahwa tiap kebebasan perlu diawasi, karena kebebasan yang tanpa
aturan akan membawa dampak negatif dan kejatuhan dari sistem liberal yang telah
dianut tersebut. Karena hal tersebut, teori ini menyebutkan bahwa dibutuhkan
negara hagemon yang dapat mengatur stabilitas perekonomian dan politik
internasional yang bertujuan untuk mengurangi terjadinya perselisihan dan
meminimalisir oknum-oknum seperti free rider. Bagi negara-negara yang menganut
aliran merkantilisme, perdagangan internaisonal merupakan sarana untuk mencapai
kepentingan nasional dan untuk menumpuk kekayaan negara, agar negara itu
menjadi kuat oleh karena itu, distribusi atau struktur kekuatan dalam politik
internasional akan menentukan sistem perdagangan ekonomi internasional. Setiap
negara akan berusaha mendominasi politik internasional dengan motif untuk
memperoleh akses-akses dalam perdagangan internasional maka suatu negara akan
dapat memperoleh kekayaan. Hegemon atau pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk
menjamin syarat collective goods dalam sistem perdagangan bebas dan kestabilan
valuta (Gilpin, 1987). Penentuan hegemon dapat dilakukan dengan menunjuk
negara kuat dan sper power yang menguasai hampir seluruh aspek sosial, politik,
dan ekonomi. Dan kemudian dari alasan-alasan tersebut, Ekonomi Politik
Internasional melahirkan suatu bentuk struktur baru dalam dunia internasional.
Yaitu melalui terbentuknya sebuah rezim moneter, International Monetary Fund
(IMF) dan bank dunia. Keduanya memiliki tugas dalam menjaga kestabilan
perekonomian dan masalah keuangan dunia.
Dapat
disimpulkan bahwa, Dari pembahasan mengenai ekonomi politik internasional,
dapat disimpulkan bahwa ekonomi politik merupakan hubungan paralel dan saling
menguntungkan antara “negara” (politik) dan “pasar” (ekonomi) dalam dunia
modern. Dan dalam ekonomi politik internasional memiliki tiga teori dasar yaitu
liberalisme, merkantilisme, dan marxisme. Kemudian, seiring berkembangnya jaman
tiga teori tersebut dianggap kurang mampu mengmbangi perubahan dinamika dalam
Ekonomi Politik Internasional. Berdasarkan hal tersebut lalu dalam ekonomi
politik internasional melahirkan pemikiran-pemikiran baru seperti, dual
economy, Modern World System (MWS), dan hegemonic stability.
Referensi:
Gilpin,
Robert. 1987. “The Dynamics of International Political Economy”, dalam the
Political Economy of International Relations, Princeton: Princeton University
Press, pp. 65-117
Lairson,
Thomas D. and D. Skidmore. 1993. “The Political Economy of American Hegemony:
1938-1973”, dalam International Political Economy: the Struggle for Power and
Wealth, Orlando: Harcourt Brace College Publishers, pp. 63-94
Tidak ada komentar:
Posting Komentar