Sobat Sobat SenjuJasrizal.blogspot.com yang baik hati,,, TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG INI... mohon maaf atas segala kekurangan, mudah-mudahan bermanfaat dan dapat sobat2ku mengambil hikmah didalamnya....^_^

Rabu, 15 Agustus 2012


Industri Sepakbola Eropa

Oleh   : Muhammad Yusrizal

Sepakbola merupakan sebuah cabang olahragayang paling popular di dunia.Kondisi ini tidak lepas dari pengaruh globalisasi.Franklin Foer dalam bukunya menyimpulkan bahwa sepakbola ikon dari globalisasi.[1] Hal ini dimungkinkan oleh karakter sepakbola yakni; pertama, tidak terbantahkan lagi bahwa sepakbola merupakan olahraga yang relatif mudah untuk dilakukan karena menggunakan peralatan yang murah dan mudah untuk dimiliki, serta tidak rumit, kedua; hubungan yang erat dengan media massa baik cetak maupun elektronik  menyebabkan permainan olahraga ini semakin universal secara gobal.
UEFA merupakan singkatan dari Union of European Football Associations adalah sebuah federasi sepakbola seluruh benua eropa.UEFA juga merupakan badan sepakbola terbesar di dunia dari segi keuangan dan pengaruh kepada sepak bola dunia.UEFA berdiri pada tanggal 15 juni 1954 tepatnya di Basel, Swiss. UEFA pada awalnya berpusat di ibukota Prancis (Paris) yang kemudian pada tahun 1995 pusat administratif pindah ke Nyon, Swiss, Federasi ini memiliki keanggotaan dari 53 asosiasi federasi sepakbola nasional negara – negara eropa. Pengaruh serta peran UEFA dalam perkembangan industri sepakbola eropa sangat besar, selain itu UEFA juga sangat berperan dalam sepakbola dunia karena UEFA merupakan federasi yang paling dekat dengan FIFA selaku federasi sepakbola dunia.[2] Kejuaraan yang diselenggarakan UEFA merupakan sebuah tontonan yang selalu ditunggu – tunggu oleh pecinta sepakbola eropa khususnya dan dunia pada umumnya. Piala Eropa merupakan perhatian kedua dunia setelah piala dunia yang diselenggrakan FIFA, hal ini karena persaingan serta keindahan sepakbola dapat dinikmati oleh seluruh fans (pendukung setia) yang ada diseluruh eropa dan dunia melalui siaran televisi yang tidak pernah dilewatkan oleh stasiun televisi di seluruh dunia karena memiliki nilai komersial yang tinggi. Liga Champions yang merupakan kejuaraan antar klub di negara – negara anggota UEFA mendapat perhatian pertama masyarakat  eropa dan dunia melihat klub – klub sepakbola eropa bersaing memperebutkan suatu gelar yang paling prestisius di dunia.


Industri sepakbola eropa tidak lepas dari perkembangan yang semakin kearah yang lebih modern, UEFA yang dalam hal ini tempat seluruh federasi sepakbola negara bernaung selalu memberikan pengaruh terhadap liga- liga di setiap negara anggota, khususnyaEnglish Premier League, La Liga (Primeira Division) Spanyol dan Serie A Italia merupakan liga sepakbola eropa yang mencerminkan sebuah industri sepakbola yang mapan dan paling bergengsi di eropa, dalam hal ini ketiga liga ini selalu menempati urutan teratas dalam popularitas sepakbola dunia umumnya dan eropa khususnya. Iklim sepakbola eropa telah memiliki dasar industri yang kuat dengan terbentuknya elemen-elemen pendukung industri yang mapan, perputaran uang yang lebih terpola dan sumber keuangan yang jelas, sehingga hampir seluruh aspek pengelolaan klub dapat lebih terukur dan terprediksi.
Sepakbola sebagai olahraga terpopuluer di dunia tidak bisa dipandang sebatas olahraga sekelompok pria yang suka berkeringat ataupun sarana hobi bagi kebanyakan orang.Eropa yang merupakan kiblat sepakbola lebih kepada profesi yang “mempekerjakan” orang-orang yang profesional dibawah satu kelembagaan formal yang berorientasi pada hasil atau keuntungan.  Sumber keuntungan dari lembaga profesi ini berasal dari kinerja para “pegawai” di “kantor” mereka.Setiap pemain bola yang ada dituntut untuk memberikan kontribusi yang besar serta profesionalitas dalam memberikan hasil.Nilai jual yang timbul dari setiap “pekerja-pekerja” tersebut merupakan income bagi lembaga profesi yang mempekerjakan dirinya.[3]Jualan yang diberikan bukan pada hasil penjualan mercendise klub bola atau tanda tangan para bintang sepakbola.  Jualan yang diberikan adalah kualitas bermain dalam mewujudkan ekspektasi para “investor” klub yang menjadikan Premier League, La Liga dan Serie A sebagai tujuan untuk menanamkan modal.
Keberadaan seorang pemain, pelatih maupun suporter adalah aset sekaligus faktor produksi bagi sebuah industri sepakbola.Faktor- faktor yang bersifat fisik seperti stadion, tanah, gedung dan lain sebagainya. Aspek budaya, idiolgi, lagu dan yel-yel dari suporter, ofisial dan lain sebagainya adalah alat kelengkapan dalam industri sepakbola sebagaimana layaknya alat kelengkapan bagi eksistensi sebuah Negara, dalam konteks yang demikian inilah sepakbola menjadi komuditas menguntungkan bagi upaya untuk melakukan kapitalisasi industri atas nama olah raga sepakbola.
Industri sepakbola eropa selalu didominasi oleh klub klub yang berlaga di liga Inggris(Premier League), liga Spanyol(Primeira Division) dan liga Italia(Serie A). Popularitas serta persaingan di liga champions yang selalu tinggi antara ketiga liga ini menjadikan kelas pertama yang diberikan UEFA, persaingan yang melebihi liga Jerman(Bundes Liga), liga Belanda dan liga Prancis(Ligue One). Klub Premier League seperti Manchester United, Manchester City, Arsenal, Chealse, Liverpool dan Tothenham Houtspur dikenali di seluruh eropa, begitu juga dengan klub Primeira Division Spanyol seperti Barcelona dan Real Madrid yang menempati tim terbaik pertama dan kedua di eropa dan dunia serta klub Serie A Italia seperti AC Milan, Inter Milan, Juventus dan AS Roma. Manajemen klub yang kuat serta skill tinggi para pemain menjadikan wakil dari ketiga liga ini selalu menjadi jawara eropa dan dunia dalam kurun waktu 6 sampai 10 tahun yang lalu hingga saat ini.
Para investor klub ini bukan sebatas pemilik klub dan manajemen, namun rumah taruhan, media massa dan elektronik, bahkan para suporter yang setia mendukung tim-tim jagoannya. Semakin baik kualitas kinerja yang diberikan, semakin tinggi ekspektasi juara yang diharapkan. Inilah sebabnya, para investor sepakbola di Eropa  selalu mencari “source” baru di penjuru dunia. Tujuan tidak lain, untuk mendapatkan “pekerja” dengan kualitas terbaik. Real Madrid yang menyebutkan dirinya sebagai Los Galakticos(Pemain Bintang), tim dengan taburan pemain berkualitas tinggi dan terkenal. Tujuannya bukan hanya sekedar meraih gelar juara, disisi lain, nilai jual tontonan olah bola ala para Galakticos Madrid yang diberikan pun menjadi barang antik yang dicari, bahkan tidak sebatas itu, media masa dan elektronik pun tak akan mau melewatkan pertandingan antar para bintang sepakbola dunia. Sepakbola di era masa kini sebagai bentuk olahraga semakin banyak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan, seperti bisnis (sebagai sarana iklan dan promosi), pemerintahan (sebagai simbol ideologi nasionalisme) dan media massa (sebagai sarana untuk meningkatkan pembaca/pemirsa).[4]Industri sepakbola eropa telah mencapai masa keemasan yang berdampak pada nilai jual ekonomi dan daya tarik yang sangat besar dari berbagai penjuru dunia yang tidak melewati perkembangan industri sepakbola di benua eropa.
Klub sepakbola Inggris, Spanyol dan Italia memainkan peran penting dalam perkembangan industri sepakbola eropa, Manchester United, Liverpool, Arsenal, dan Chelsea serta Manchester City dan Tothenham Houtspur yang menjadi kekuatan baru klub sepakbola Inggris, selain itu di Spanyol dominasi antara Barcelona dan Real Madrid merupakan rivalitas yang melambungkan kedua tim untuk  menjadi yang terbaik di Spanyol dan Eropa, akan tetapi Valencia, Sevilla dan Atletico Madrid selalu membuat persaingan yang semakin tinggi. Italia juga merupakan simbol kekuatan sepakbola yang telah terlebih dahulu berpengaruh dalam industri sepakbola eropa, kub seperti AC Milan, Juventus, Inter Milan, AS Roma merupakan klub yang telah lama populer walaupun sekarang popularitas klub ini mulai menurun, akan tetapi tidak membuat Serie A kehilangan tempat dalam popularitas industri sepakbola eropa. Sepakbola tidak hanya digemari namun juga melibatkan perputaran uang dengan jumlah yang luar biasa.Kondisi tersebut terutama terjadi di liga sepakbola Eropa khususnya Inggris, Spanyol dan Italia, di liga tersebut sepakbola telah tumbuh menjadi industri yang berkembang sangat pesat. Benua Eropa menjadikan sepakbola sebagai  pertandingan dua babak, bukan hanya secara denotatif namun juga konotatif, babak pertama adalah permainan di lapangan untuk menggapai kemenangan, sedang babak kedua adalah kemampuan untuk bertahan di iklim bisnis yang kompetitif.
Keberhasilan maupun kegagalan pada satu babak akanmempengaruhi kinerja di babak yang lain. Seiring dengan berkembangnya industri sepakbola di Eropa, maka sumber pemasukan sebuah klub sepakbola menjadi sangat bervariasi.Sumber-sumber pendapatan sebuah klub sepakbola ternyata sangat beragam dan tidak semata dari penjualan tiket pertandingan saja, sumber-sumber tersebut di antaranya adalah sponsor dan iklan, hak siar televisi, penjualan merchandise, dan juga dari penjualan(transfer) pemain.[5]
Dua dekade terakhir, terjadi peristiwa yang ternyatamengenai  profesionalisme  sepakbola di Negara Negara Eropa untuk menjadi sebuah industri dengan dinamika ekonomi yangbelum pernah terjadi sebelumnya. Transformasi klub sepakbola yang pada awal hanya sebuah bentuk cabang olahraga menjadi perusahaan komersial yang mendorong beberapa investorlokal maupun asing  untuk mengambil posisi penting demi kemajuan dan kepopuleran tim sepakbola, investasi yang sangat besar dalam bentuk uang yang di tujukan untuk biaya klub dan transfer pemain (pembelian dan penjualan pemain).[6]UEFA memeberikan kebebasan terhadap negara anggota demi kemajuan sebuah liga, UEFA tidak membatasi selurh pemain untuk mengembangkan kemampuan serta tidak membatasi sebuah klub dalam transfer pemain untuk kemajuan sebuah klub demi mencapai prestasi terbaik di benua eropa dan dunia.
Perkembangan industri sepakbola eropa yang menguasai sektor – sektor penting dalam urusan komersial, seperti yang terjadi di sektor media (teknologi dan kompetitif)  memiliki klub yang diaktifkan untuk menegosiasikan hak siar yang lebih menguntungkan, misalnya kompetisi Liga Champions yang bergabung dan membentuk klub top di Eropa diselenggarakan oleh UEFA yang menghasilkan  610 juta Euro pendapatan pada musim 2005/06, dan 437 juta Euro dari  jumlah ini dibagikan kepada 32 klub eropa yang menjadi peserta kompetisi.[7] Musim 2005/2006 yang menjadikan FC Barcelona sebagai juara liga champions eropa juga mendapatkan hadiah dari UEFA sebesar 31,3 juta Uero.
Sumber pemasukan paling dasar dari sebuah klub di industri sepakbola eropa sebenarnya adalah dari penjualan tiket, karena produk paling dasar dari sebuah klub sepakbola adalah produk berupa pertunjukan pertandingan sepakbola secara langsung. Bagi sebagian klub pemasukan dari penjualan tiket pertandingan bisa menjadi sumber pendapatan yang paling dominan, berdasar hasil laporan Deloitte tentang 20 besar klub sepakbola dengan pendapatan terbesar, Arsenal berhasil berada di urutan kelima setelah klub ini pindah ke Stadion Emirates pada musim pertandingan 2005-2006, klub tersebut pindah dari stadion lama yakni Stadion Highbury, karena kapasitasnya dinilai terlalu kecil untuk menampung jumlah penonton yang banyak. Stadion merupakan aset terbesar sebuah klub sepakbola, mayoritas klub sepak bola terus berupaya memperbaiki stadion  agarmampu menampung lebih banyak penonto yang rata-rata setiap kali Arsenal bertanding di stadion itu diperoleh penghasilan dari tiket sebesar 3,1 juta poundsterling.
Sumber pendapatan berikutnya dalam sebuah industri sepakbola eropa adalah dari iklan dan sponsor. Sponsor merupakan alat kekuatan dalam membangun sebuah tim sepakbola. Uang mengalir yang sangat cepat dari sumber ini, sebagai contoh kontrak klub Manchester United pada 2009 dengan perusahaan asuransi AIG sebagai sponsor bernilai 14,1 juta pounds per musim sebelum pada akhirnya di sponsori oleh AON pada 2010/2011 yang merupakan perusahaan risk management, insurance and reinsurance, brokerage dan konsultan human capital ini jadi sponsor utama dari baju MU selama 4 tahun.[8] Nilai ini merupakan sponsor yang terbesar di antara klub Premier League lainnya, selain itu Real Madrid  meraih penghasilan lebih dari 20 miliar Euro atau sekitar US$29 juta per tahun dari kontraknya dengan grup judi online asal Austria, Bwin.
Premier League Inggris menempati sponsor besar selain Manchester United seperti Standard Charter(Liverpool), Fly Emirates(Arsenal) Etihad(Manchester City) dan Samsung(Chealsea) begitu juga dengan La Liga Spanyol yang menempatkan Barcelona sebagai klub eropa yang di sponsori terbesar oleh Qatar Foundation pada musim 2011/2012 yang sebelumnya juga telah di sponsori oleh UNICHEF yang merupakan sebuah badan PBB. Serie A Italia juga menempatkan AC Milan dengan Fly Emirates yang sebelumnya juga pernah di sponsori oleh Bwin, selain itu InterMilan dengan Irelli.
Sumber pemasukan yang lain adalah dari penjualan merchandise atau pernak-pernik klub, ini juga merupakan sumber pemasukan yang tidak kalah besarnya, sebagai contoh, menurut hasil penjualan semua merchandise berlogo Real Madrid yang selalu mendominasi setiap tahun mencapai lebih dari 100 juta euro atau Rp 1,4 triliun per tahun, atau kurang lebih seperempat dari anggaran rutin RealMadrid yang mencapai sekitar 400 juta euro per tahun.[9]
Sumber pendapatan berikutnya adalah dari hak siar televisi.Hak siar merupakan salah satu komponen pendapatan yang cukup menyumbangkan kontribusi keuntungan bagi klub-klub sepakbola di Eropa. Banyaknya jumlah pertandingan klub yang disiarkan oleh televisi baik itu merupakan kompetisi domestik maupun kompetisi regional Eropa turut memberikan pendapatan yang sangat signifikan dari hak siar televisi, khususnya bagi klub-klub besar yang memiliki penggemar atau suporter yang besar dan mendunia, sebagai contoh, Manchester United (MU) menempati urutan pertama dalam pendapatan dari hak siar televisi Liga Primer musim 2009/2010 dengan total pendapatan hak siar £52,996 juta, atau £167.000 lebih tinggi dari Chelsea yang tampil sebagai juara. Hal ini karena sebanyak 24 laga MU disiarkan langsung, atau dua lebih banyak dibanding Chelsea. Barcelona dan  Real Madrid di Spanyol juga memiliki pendapatan yang sangat besar dari hak siar televisi di eropa dan asia, begitu juga dengan AC Milan dan Intermilan yang juga memiliki pendapatan dalam hak siar televisi.[10]
Hadiah dari kompetisi sepakbola juga merupakan salah satu sumber penghasilan klub. Liga Champions Eropa memiliki distribusi uang hadiah yang paling besar dibanding kompetisi liga Eropa lainnya yang diselenggarakan oleh UEFA, sebagai contoh selama enam tahun (dari tahun 2005 sampai 2011) UEFA telah mendistribusikan lebih dari tiga miliar euro atau sekitar Rp43 triliun kepada 70 klub yang berpartisipasi dalam salah satu turnamen sepakbola yang paling menguntungkan itu, dalam enam musim terakhir, keseluruhan klub Premier League yang berpartisipasi dalam liga champions mengumpulkan rata-rata 160 juta euro atau Rp2,3 triliun,[11] lebih banyak dari pada yang diperoleh oleh La Liga (Primeira Division) Spanyol dan Serie A Italia yakni  setengah dari total hadiah uang Liga Champions didistribusikan dari market share siaran televisi, sedangkan setengahnya lagi didasarkan pada capaian setiap peserta.
Musim 2009 UEFA memberikan hadiah untuk Liga Champions naik 26 persen dari tahun sebelumnya. Tim-tim yang lolos ke babak grup saja sudah otomatis mengantongi 7,1 juta euro. Setiap kemenangan di fase grup dihargai 800 ribu euro dan tim juara berhak atas hadiah uang 9 juta euro (Rp 129 miliar).[12]
Hasil dari penjualan pemain juga merupakan salah satu sumber pemasukan dan keuntungan tersendiri sebuah klub.Meskipun begitu, penjualan pemain bukanlah sumber pendapatan yang rutin sebagaimana pendapatan yang lain, sebagai contoh adalah penjualan Cristiano Ronaldo oleh MU (Manchester United) ke Real Madrid. MU membeli Ronaldo pada harga sekitar 12 juta poundsterling pada tahun 2003 dari Sporting Lisbon (Klub Portugal) dan menjualnya pada tahun 2009 dengan harga 80 juta poundsterling. Laporan keuangan MU yang dipublikasikan 11 Januari 2010, MU mencatatkan keuntungan sebelum pajak sebesar 48,2 juta poundsterling per 30 Juni 2009,  jumlah keuntungan sebesar itu banyak terbantu dengan transfer Ronaldo dengan nilai 80 juta poundsterling ke Real Madrid karena jika pemain tersebut tidak dijual, maka MU akan berstatus merugi hingga sebesar 31,8 juta poundsterling.[13]
Industri sepakbola eropa tidak  lepas dari pengaruh politik, pemilik klub tidak hanya bertujuan mengejar juara melainkan menanamkan pengaruh serta tidak hanya mencari keuntungan finansial. Kekuatan sepakbola menjadikan simbol dan gengsi pemerintahan wilayah, kerjasama yang terjadi antar tim kelas satu di eropa selalu mewarnai bursa transfer (perpindahan pemain dari sebuah klub ke klub lain), misalnya kerjasama antara klub Barcelona(Spanyol) yang selalu menjalin hubungan erat dengan klub Arsenal(Inggris), kerjasama yang sering terjadi antar kedua tim ini dapat di perhatikan dalam hal transfer pemain antar kedua tim, persamaan pola permainan kedua tim juga selalu menjadi alasan terjalin kerjasama.
Inggris, Spanyol dan Italia merupakan kiblat sepakbola eropa, ini disebabkan Liga Inggris, Laliga Spanyol dan Serie A Italia menjadi yang teratas dalam penguasaan industri sepakbola eropa. Sepakbola mengantarkan ketiga Negara ini menjadi terkenal di seluruh eropa dan dunia, daya tarik wisatawan selalu menjadikan ketiga Negara ini sebagai tujuan melancong, hal ini tidak lepas dari pengaruh manajemen klub yang menyediakan fasilitas berupa stadion yang megah dan menarik untuk di kunjungi.
Sepakbola di Inggris, Spanyol dan Italia tidak hanya sebatas olahraga melainkan sebuah identitas Negara yang dikenal seluruh dunia dengan kehebatan tim dan kemegahan stadion dan fasilitasnya, sebagaimana klub Manchester United dan Manchester City yang memiliki stadium Old Traford dan stadium Etihad yang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan dalam mengunjungi kota Manchester, begitu juga dengan klub Arsenal dengan stadium Emirates, Chelsea dengan stadium Stanford bridge, Totenham Houtspur dengan stadium White Hart Lane merupakan daya tarik wisatawan asing jika berkunjung ke kota London. Liverpool yang memiliki stadium Anfild yang merupakan pilar kota Liverpool jika pecinta sepakbola berkunjung di kota ini.
Negara-negara Eropa yang lain seperti Spanyol dan Italia, sepakbola sudah menjadi industri pariwisata yang bernilai miliar dollar. Kunjungan wisatawan asing dan domestik dikota Milan tidak lengkap jika tidak berkunjung ke stadium San Siro (AC Milan) atau Giussepe Meaza (Inter Milan). Spanyol memiliki stadium Santiago Bernebeu milik klub Real Madrid yang berpusat di jantung ibu kota Spanyol serta stadium Camp Nou yang merupakan stadium sepakbola terbesar di eropa milik klub Barcelona.




[1]Franklin Foer. Memahami Dunia Lewat Sepakbola: Kajian Tak  Lazim  Tentang Sosial-Politik  Globalisasi , terjemahan  Alfinto Wahhab  (Jakarta: Marjin Kiri. 2004)
[2]Sumber dari www. UEFA.com
[3]John Horne & Wolfram Manzenreiter.Football, Culture, Globalisation.2004. Football Goes East. London: Routledge. Hal. 12.

[4]Ibid   halaman 13
[6]Antonio Samagaio, Eduardo Couto dan Jorge Caiado, Sporting, financial and stock market performance in
English football: an empirical analysis of structural
Relationships, Technical University of Lisbon, Portugal,2010 hal 3
[7]Ibid hal 6
[8]Koran Bola, Sponsor-Sponsor Klub Premier League, 23 Agustus 2011
[9]Http//:vivanews.com/sepakbola di akses pada 12 januari 2012
[10] Http//:goal.com di akses pada 1 Februari 2012
[11]ibid
[12] Http//:lagabola.com diakses pada 22 Desember 2011
[13] Http//:kompas.com/bola/ diakses pada 11 november 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar