Sobat Sobat SenjuJasrizal.blogspot.com yang baik hati,,, TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG INI... mohon maaf atas segala kekurangan, mudah-mudahan bermanfaat dan dapat sobat2ku mengambil hikmah didalamnya....^_^

Selasa, 08 Mei 2012

Melayu Filipina

Oleh   : Muhammad Yusrizal

Negrito, proto-Melayu, dan Melayu adalah masyarakat masyarakat utama kepulauan Filipina. Para Negritos diyakini telah bermigrasi ke Filipina sekitar  30.000 tahun yang lalu dari Kalimantan, Sumatera, dan Malaya. Para Melayu diikuti dalam gelombang berturut-turut. Orang-orang milik zaman primitif Malaya budaya, yang tampaknya telah selamat sampai hari ini antara kelompok-kelompok tertentu seperti Igorots. Suku-suku Melayu yang datang kemudian memiliki budaya lebih banyak untuk lebih maju.
Pada tahun 200 SM bangsa Melayu dalam jumlah besar bermigrasi ke Filipina. 1200-1300. Migran dari Kalimantan menyebar ke Filipina Selatan. 1300-1400. Kerajaan Hindu Majapahit di Jawa keuntungan pengaruh atas bagian pulau. Islam dibawa ke Filipina oleh pedagang dan proselytizers dari pulau-pulau Indonesia. Dengan 1500 Islam didirikan di kepulauan Sulu dan menyebar dari sana ke Mindanao, itu telah mencapai wilayah Manila 1565.
Imigran Muslim memperkenalkan konsep politik negara teritorial diperintah oleh raja-raja atau sultan yang menjalankan kedaulatan atas datu. Baik konsep negara politik dari penguasa Muslim maupun konsep teritorial terbatas dari petani padi menetap Luzon, bagaimanapun, menyebar melampaui daerah-daerah dimana mereka berasal. Ketika Spanyol tiba di abad keenam belas, sebagian dari 500.000 orang diperkirakan di pulau-pulau masih tinggal di pemukiman barangay. Pedagang Arab dari bahasa Melayu dan Kalimantan memperkenalkan Islam ke pulau-pulau selatan dan memperluas pengaruh mereka sejauh utara Luzon.
  Pedagang Arab dari bahasa Melayu dan Kalimantan memperkenalkan Islam ke pulau-pulau selatan dan memperluas pengaruh mereka sejauh utara Luzon. Orang-orang Eropa pertama yang mengunjungi (1521) Filipina adalah mereka dalam ekspedisi Spanyol di seluruh dunia yang dipimpin oleh penjelajah Portugis Ferdinand Magellan. Ekspedisi Spanyol lainnya diikuti, termasuk satu dari New Spanyol (Meksiko) di bawah López de Villalobos, yang pada 1542 bernama pulau untuk Philip Infante, kemudian Philip II.
Bahasa Tagalog adalah sebuah bahasa yang terutama dipertuturkan di Filipina. Bahasa ini masih mempunyai hubungan keluarga dengan bahasa-bahasa di Indonesia maupun Malaysia. Tergolong keluarga bahasa Austronesia, bersama-sama dengan bahasa Maori, Indonesia, Melayu, Hawaii, dan bahkan bahasa-bahasa kesukuan di Taiwan. Kesamaan dengan bahasa Indonesia ini terletak pada banyaknya kemiripan kosakata seperti anak, mahal, murah, kambing, ako, ikaw,dll
Melayu Myanmar
Kepulauan Mergui (juga Kepulauan Myeik atau Myeik Kyunzu) adalah sebuah kepulauan terselatan di Myanmar. Ia terdiri dari lebih 800 pulau, berlainan ukuran dari yang sangat kecil ke ratusan kilometer persegi, semua terletak di Laut Andaman di pesisir barat Semenanjung Melayu berhampiran hujung arah ke arahnya (utara) di mana ia memasuki bakinya Indochina. Orang Myanmar pernah menggelar seluruh Semenanjung Melayu sebagai Pashu Kyun Swe atau Semenanjung Pashu. Kadang-kadang kepulauaun itu dirujukkan sebagai Kepulauan Pashu oleh kerana penduduk Melayu digelar secara tempatan sebagai Pashu.[1] Orang Melayu Myanmar adalah keturunan kumpulan etnik bangsa Austronesia lebih banyak menduduki keseluruhan Semenanjung Melayu termasuk pantai barat bahagian utara yang berada dalam Myanmar dan Kepulauan Mergui
Tanintharyi Division (bahasa Melayu: Tanah Seri) mengikut sejarah termasuk keseluruhan semenanjung Tanintharyi--Bahagian Tanintharyi hari ini, Mon State dan Negeri Kayin selatan. Daerah semenanjung ini adalah sebahagian dari kerajaan Mon asas Thaton sebelum 1057 dan sebagian dari kerajaan Pagan King Anawrahta setelah tahun 1057. Tidak lama selepas jatuhnya Pagan pada 1287, kawasan ini jatuh ke kerajaan Thai Sukhothai yang berkuasa, dan kemudian penggantinya Ayutthaya kingdom. Daerah ini dipulangkan ke lipatan Myanmar dilipat pada 1564 apabila Raja Bayinnaung dari dinasti Taungoo menakluk semua Siam. Sebuah kerajaan bangkit semula Ayutthaya mendakwa semula bagian selatan Tanintharyi pada 1593 dan keseluruhan semenanjung pada 1599, pada 1614 raja Alaungpaya dari Dinasti Konbaung memulih seluruhan daerah ini untuk orang Myanmar pada 1758. Orang Myanmar menggunakan Tanintharyi sebagai asas maju untuk melancarkan beberapa keserangan Siam pada tiga dekade yang berikut. Orang Siam mencoba untuk mengambil semula Tanintharyi pada 1792 tetapi orang Myanmar menangkis serangan.
Pada abad ke-18, Mergui adalah pelabuhan milik Ayutthaya Kingdom Thai. Ia menjadi sebuah pusat perdagangan penting, khususnya untuk orang eropah, yang akan mendarat di Mergui, mengembara atas sungai ke Tanintharyi (Tenasserim) dan kemudian menyeberangi gunung-ganang untuk mencapai Ayutthaya. Pegawai Perancis Chevalier de Beauregard dibuat Gabenor bandar Mergui selepas pemberontakan terhadap orang Inggeris pada Julai 1687. De Beauregard telah dinamakan Gabenor oleh raja Siam Narai, untuk mengganti Samuel White yang Inggeris.
Orang Perancis kemudian diusir dari Mergui berikut revolusi Siam 1688. British menduduki daerah ini selepas Perang Inggeris-Burma Pertama (1824–1826). Rakhine dan Tanintharyi dipindahkan ke pemerintahan British, kebanyakan dari orang Melayu yang menetap di Myanmar selatan dan Thailan selatan adalah keturunan Melayu Kedahan oleh kerana Kedah pernah sekali menjadi kuasa hebat dalam sejarah Asia Tenggara. kerajaannya memanjang dari bagian Myanmar selatan Taninthayi hingga negeri-negeri utara Malaysia. Kumpulan etnik Melayu ini mempunyai hubungan erat dengan Melayu Kedah dan wilayah di selatan Thailand (Melayu Thailand)yang mana dari segi sejarahnya membentuk Kerajaan Melayu Patani purba.
Sumber       : berbagai media

Tidak ada komentar:

Posting Komentar