Sobat Sobat SenjuJasrizal.blogspot.com yang baik hati,,, TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG INI... mohon maaf atas segala kekurangan, mudah-mudahan bermanfaat dan dapat sobat2ku mengambil hikmah didalamnya....^_^

Jumat, 01 Maret 2013

Air Mata Kerinduan Uwais AlQarani Kepada Rasul saaw


Di negeri Yaman, hiduplah seorang pemuda bernama Uwais Al-Qarani yang berasal dari
kabilah Qaran. Uwais Al-Qarani mempunyai jiwa yang bersih dan mulia. Dia seorang yang
pintar dan selalu melakukan pencarian makna hidup. Meskipun saat itu dia masih belum
mengenal ajaran Islam yang mulia, dia sangat menghormati nilai-nilai mulia kemanusiaan. Di
antara sikap dan perilaku Uwais yang paling menonjol sekali ialah penghormatan yang besar
terhadap ibunya. Dia bersikap amat lemah-lembut kepada ibunya yang sudah tua dan dia amat
mengerti tanggung jawabnya sebagai anak. Dia dapat merasakan kesulitan seorang ibu dalam
mendidik dan membesarkan anaknya. Oleh karena itu, dia melayani ibunya seperti seorang
pelayan yang taat dan patuh. Uwais sama sekali tidak melupakan jerih payah ibunya.
Suatu saat, Uwais Al-Qarani mendengar kabar bahwa ada seorang nabi yang berhijrah dari
kota Mekah ke Madinah dan sebagian dari masyarakat mengikuti ajaran nabi tersebut. Uwais
dengan perenungannya, sampai kepada
kesimpulan bahwa Muhammad adalah seorang nabi
yang benar-benar diutus oleh Tuhan karena perintah dan ajaran yang disampaikan beliau
berlandaskan kepada akal dan sesuai dengan nilai-nilai tinggi insani. Uwais mempercayai
kenabian Muhammad saaw dan dia ingin sekali bertemu dengan beliau. Dia ingin melakukan
perjalanan ke Madinah dan melihat sendiri keindahan hati Muhammad dari dekat. Tetapi,
kondisi ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan membuatnya mengurungkan niatnya itu.
Berbulan-bulan lamanya Uwais memendam harapan dan impiannya tersebut. Sampai suatu
hari, dia mengambil keputusan untuk menceritakan keinginannya itu kepada ibunya.
Uwais dengan sopan duduk di hadapan ibunya dan berkata, "Wahai ibu, aku tidak dapat
menahan hati untuk bertemu dengan seorang lelaki yang telah diutus sebagai nabi. Engkau pun
tahu bahwa anakmu ini tidak pernah berfikir tentang hal-hal selain dari kebaikan dan kebenaran. Jika ibu mengizinkan, aku ingin sekali pergi menemui Rasul Tuhan itu dari dekat."
Ibu Uwais yang amat terkesan melihat kesungguhan dan gelora keinginan anaknya untuk
bertemu dengan Nabi, berkata, "Wahai anakku, aku izinkan engkau untuk pergi ke Madinah,
tetapi aku minta supaya setelah engkau bertemu dengan Nabi segeralah engkau pulang ke
Yaman dan janganlah engkau berlama-lama di sana."
Dengan penuh gembira, Uwais menerima permintaan ibunya itu dan dia pun melakukan
perjalanan untuk pergi ke Madinah. Meskipun perjalanan begitu jauh dan menyulitkan, namun semangat dan keinginannya yang besar untuk bertemu Nabi menyebabkan dia merasa begitu gembira hingga tidak merasa lelah dalam perjalanan. Siang dan malam dia tempuh perjalanan tanpa menghiraukan kesulitan dan kelelahan yang menderanya. Akhirnya, sampailah Uwais Al-Qarani ke kota Madinah. Dengan tidak sabar lagi, dia bertanya
ke sana kemari untuk mencari Nabi Muhammad. Tetapi, berita yang didapatkannya amat mengecewakan. Orang-orang Madinah memberi tahu Uwais bahwa Nabi sedang keluar dari kota untuk beberapa hari. Begitu Uwais mendengar berita ini, dia mengeluh panjang dan terduduk di atas tanah. Segala kelelahan terasa menimpa seluruh tubuhnya. Sedemikian besar rasa kecewa yang menyelubunginya sehingga dia menangis sejadi-jadinya. Orang-orang membujuknya dengan mengatakan bahwa dia bisa tetap tinggal di Madinah dan menjadi tamu mereka sampai Rasulullah kembali dari perjalanannya. Tetapi Uwais berkata bahwa dia
mempunyai seorang ibu tua yang sedang menanti kepulangannya.
Uwais mengambil keputusan untuk segera pulang ke Yaman meskipun dia belum berhasil menemui Nabi, demi melaksanakan janjinya kepada sang ibu. Dia berkata kepada para sahabat dan keluarga Nabi, "Aku terpaksa pulang ke Yaman. Aku minta pada kalian, jika Rasulullah pulang, sampaikanlah salamku kepadanya."
Beberapa hari kemudian Rasulullah saaw pulang ke Madinah. Ketika beliau mendengar kisah Uwais, beliau memujinya dan berkata, "Uwais telah pergi, namun cahayanya tetap tinggal di rumah kami. Angin sepoi dan aroma wewangian syurga bertiup ke arah Yaman. Wahai Uwais!

Aku juga ingin sekali menemuimu. Sahabat ku, siapapun di antara kalian yang bertemu dengan Uwais, sampaikanlah salamku kepadanya." Dalam sejarah dikatakan bahwa memang Uwais tidak pernah dapat bertemu dengan Rasulullah. Tetapi, karena pengorbanan yang telah dilakukannya buat ibunya, namanya tercatat abadi dalam sejarah.

Sumber : http://www.irib.ir/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar