Sobat Sobat SenjuJasrizal.blogspot.com yang baik hati,,, TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG INI... mohon maaf atas segala kekurangan, mudah-mudahan bermanfaat dan dapat sobat2ku mengambil hikmah didalamnya....^_^

Jumat, 10 Februari 2012

Pembangunan Ekonomi dan Kekerasan Politik di Amerika Latin : Bukti dan Isu-Isu


Oleh                : Muhammad Yusrizal
Mata kuliah    : Politik dan Pemerintahan Amerika Latin
           
           Critikal review ini ditulis dan di ambil dari jurnal yang berjudul Political Violence an Economic Development in America Latin: Issue and Envidence (Pembangunan Ekonomi dan Kekerasan Politik Pada Negara Amerika Latin: Bukti dan Isu-Isu,) di tulis oleh Andreas Solimano. Dalam artikel yang membahas mengenai bentuk bentuk perkembangan ekonomi serta bentuk bentuk kekerasan dalam kehidupan politik sebagaimana contoh kekerasan dalam bidang terorisme pada Negara Amerika Latin. Sejarah maupun Antropologi sering memandang serta menghubungkan  kekerasan politik berkaitan gerakan protes sosial terhadap penguasa dalam menjalankan kekuasaannya serta para ahli politik menekankan respon kekerasan negara sebagai akibat bentuk ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Selain itu  para ahli ekonomi menekankan monopoli dengan pemaksaan oleh suatu negara  serta adanya hubungan yang saling berkaitan antara kekerasan dengan kegagalan negara dalam mempertahankan  monopoli. Negara Amerika Latin merupakan salah satu wilayah yang memiliki sejarah cukup panjang terkait dengan kekerasan politik dengan intensitas konflik yang berbeda, serta perbedaan ideologi para aktor dan
dinamikanya.
            Pembahasan dalam critical review ini mencakup beberapa aspek yang berkenaan dengan factor faktor penentu selain itu dalam critical review ini juga dibahas penyebab terjadinya suatu konflik politik dan ekonomi serta terorisme sebagai dua tipe kekerasan politik pada Negara Amerika Latin, pembahasan juga mengenai literatur literatur yang berkaitan dan saling berhubungan  dengan proses pembangunan ekonomi dan konflik maupun terorisme serta menyajikan bukti-bukti empiris mengenai kejadian dan fenomena yang terjadi pada saat itu di wilayah Amerika Latin pada akhir abad 20 dan awal abad 21. selain itu pada pembahasan terakhir dalam critical review ini menyajikan bagaimana cara menangani kasus kasus kekerasan politik yang terjadi pada Negara Amerika Latin dari perspektif pembangunan serta bagaimana cara mencegah terjadinya kekerasan seperti ancaman ancaman terorisme yang sangat ditakuti dan dihindari agar hal itu tidak terjadi pada Negara Negara di Amerika Latin.

Faktor Faktor Penentu dan Terorisme
Teror  maupun pelaku teror yakni terorisme merupakan salah satu bentuk kekerasan politik yang telah hidup puluhan bahkan berabad yang lalu, hal ini terjadi dan timbul karena adanya sikap ketidakpuasan terhadap suatu pihak yang menginginkan segala permintaan terhadap pemerintah dijalankan dan dipenuhi akan tetapi jika hal ini tidak dilakukan oleh pemerintah maka akan muncul suatu bentuk terror terhadap pemerintah. Kekerasan politik yang hadir dalam sejarah kemanusiaan selama berabad-abad mengambil beberapa bentuknya : Peperangan antar negara, konflik internal, peperangan gerilya, kudeta militer, terorisme dan lain-lain. Dalam menjalankan aksi oleh para pelaku terror dengan mengorbankan kepentingan kepentingan suatu pihak sehingga untuk mencapai tujuannya maka terdapat pihak pihak yang sangat dirugikan.
  Kekerasan politik dapat  mempengaruhi kemakmuran suatu negara. Motivasi dan pola dinamika konflik terdapat bermacam macam dan  beragam jenisnya serta dapat di lihat pada pembahasan selanjutnya mengenai perbedaan terhadap konsep konflik dan terorisme. Dalam hal ini terdapat beberapa konsep bentuk bentuk konflik yang melibatkan berbagai pihak terutama pihak berwajib yang bertugas menjaga dan mengamankan Negara seperti tentara nasional yang berada pada Negara Amerika Latin yang berurusan dengan para kelompok teroris yang menjalankan aksinya seperti pengeboman suatu tempat baika secara langsung dengan meledakkan diri maupun dengan ancaman bom yang telah dipasang pada suatu tempat keramaian sampai akhirnya terjadinya penculikan tokoh pemimpin yang dianggap sangat berpengaruh pada suatu Negara tersebut.
Konflik
            Pertikaian Internal seperti konflik sangat berkaitan dan berhubungan dengan berbagai keluhan yang terkait dengan bermacam jenis dan beragam faktor faktor pendukung seperti : pola distribusi kekayaan yang selalu tidak merata, adanya ketidak adilan politik sehingga menimbulkan protes dan keributan, kemudian ideologi agama dan sosial.
            Kondisi dunia internasional seperti intervensi terhadap suatu Negara Amerika Latin yang dilakukan oleh Negara eropa maupun Amerika, embargo pada suatu negara dan pengaruh kekuatan asing yang selalu ikut campur tangan dalam hal kebijakan internal suatu Negara pada wilayah Amerika Latin dapat berpengaruh terhadap menyebabkan terjadinya resiko konflik internal., Para ahli ekonomi menjumpai adanya ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi menyebabkan meningkatnya konflik dan polarisasi sosial. Mengenai suatu bentuk kasus yaitu terjadinya konflik bersenjata domestic(lokal) Amerika Latin  serta tingkat konflik sosial lebih akut ketika pihak yang bertikai mencapai keinginan mereka dengan menggunakan kekuatan bersenjata dengan meneror pihak tertentu demi tercapainya keinginan dan tujuan yang akan diperoleh.
            Adapun terjadinya konflik merupakan suatu bentuk kombinasi yang begitu sulit antara ketidakadilan kekayaan yang mengakibatkan polarisasi, dan Kegagalan institusi formal dan informal dalam menyalurkan konflik melalui sistem politik . kedua hal itu mencerminkan penyebab bias menimbulkan konflik yang akan merugikan suatu pihak dan Negara yang bersangkutan. Secara histories dan pada prinsip kediktatoran, kemudian lemahnya demokrasi, dan masyarakat yang tidak adil telah membangun sebuah latarbelakang konflik di Amerika Latin. Faktanya ; agenda kelompok pemberontak dari revolusi Kuba pada akhir 1950-an, serta gerakan gerilya kaum pinggiran pada tahun 1960-an pada berbagai Negara Amerika Latin, gerakan gerilya southtern cone pada awal tahun 1970-an, kelompok pemberontak Amerika Tengah pada tahun 1980-an, sering dari gerakan ini menuntut pembagian tanah selain adanya keinginan politik tertentu pula. Para kaum pemberontak ini sering memiliki basis politik yang begitu kuat pada para kaum tani dan golongan orang-orang miskin, walaupun biasanya para pemimpin mereka dating dari kelompok kelas menengah dan banyak yang dididik menjadi radikal melalui institusi pendidikan yang ditempuhinya.
   Kemiskinan identik dengan pengagguran serta kemiskinan mencerminkan suatu sikap ketidak adilan dan ketidak merataan social maupun ekonomi dan pembangunan yang saling berhubungan satu sama lainnya kemudian  durasi kumunculan konflik bersenjata (civil war) merupakan pokok pembahasan yang baru bagi para pakar politik dan ekonomi. Kemiskinan identik dengan pengagguran serta kemiskinan mencerminkan suatu sikap ketidak adilan dan ketidak merataan social maupun ekonomi dan pembangunan yang saling berhubungan satu sama lainnya kemudian  durasi kumunculan konflik bersenjata (civil war) merupakan pokok pembahasan yang baru bagi para pakar politik dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara dapat mengurangi terjadinya resiko konflik dengan menaikkan pendapatan perkapita penduduk, sehingga membuat masyarakat beresiko kecil terhadap konflik. Laporan Bank Dunia(2003) mengatakan bahwa negara yang termarginal dengan pertumbuhan pendapatan perkapita negative selama 20 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi yang buruk, Negara yang lemah, ketidakadilan social, dan berbagai kegiatan illegal konflik sangat sering terjadi dan menjamur karena perkembangannya yang sangat cepat.
Keberadaan kemiskinan, dan ketidakadilan social pada suatu masyarakat negara menjadikan  pengeluaran tidak memungkinkan bagi kaum pemberontak untuk bertahan dan bagi konflik bersenjata tidak memungkinkan untuk berkembang secara luas. Kelompok bersenjata harus merekrut anggota baru dan mempertahankan dan selalu menstabilkan keuangan agar segala kebutuhan bias terpenuhi demi pelaksanaan kegiatannya. Menurut analisa dari pemikir Collier(bank dunia, 2003) bahwa sekelompok pemberontak memerlukan akses kepada sumber-sumber daya alam bagi kegiatan pendanaan mereka sebgai hal yang sangat penting. Bukti nyata penyataan ini dapat kita contohkan pada kasus konflik di Afrika yang berkaitan dengan kasus-kasus kepemilikan tambang berlian, minyak dan sumber daya alam lainnya dan di Afganistan dimana kaum bersenjata ikut mengolah kokain dan ganja sebagai bahan dasar obat obat terlarang guna menunjang biaya gerakan revolusinya.
   Pemerintahan asing yang mengadu domba internal suatu Negara Amerika Latin ini merasa diuntungkan dengan mendanai kelompok bersenjata di Negara lainnya demi mencapai kepentingan politik geostrateginya sehingga dengan bebas Negara ini mencampuri hal hal internal Negara Amerika Latin sehingga Negara ini dapat menjajah kembali secara politik wilayah Amerika Latin ini. Masukan dana lainnya dapat diperoleh dari tebusan penculikan, dan perampokan bank. Secara umum perkembangbiakkan dan durasi konflik bergantung kepada kapasitas kelompok pemberontak dalam menanggulangi masalah pendanaan dalam mendukung perjuangan mereka, kapasitas perlawanan kelompok pemberontak, dukungan populasi dan masyarakat internasional akan menjadi musuh bagi para pelaku apabila terdapat pihak yang berani melawan dan memberontak.

Terorisme
Aksi terror yang dilakukan oleh para pelaku  terhadap sebuah populasi atau dalam kelompok tertentu dapat dilakukan oleh sebuah Negara atau individu maupun institusi atau organisasi para teroris. Contoh Terorisme negara secara historis dapat kita lihat pada Revolusi Perancis dan kebangkitan terror Jacobin pada akhir abad ke-18. Pada akhir abad 19, terorisme diasosiasikan dengan aksi anarkisme Rusia dan Perancis yang menggunakan terror dan melawan otoritas negara. Para pengamat seperti Olson (2000) dan Bates (2001) menekankan aksi pemerintah sebagai gerakan untuk mempertahankan monopoli kekuatan oleh penguasadengan efek yang berbeda terhadap efisiensi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dan negara. Aksi teror yang dilakukan oleh sebuah negara ataupun sekelompok orang kemudian diartikan sebagai penggunaan kekuatan yang ekstrim dan diluar batas kemanusiaan oleh penguasa.
Para pelaku terror sudah menunjukkan kekuatan mereka dalam memerangi dunia yang tidak mendukung aksi tersebut. seetelah perang dunia kedua, pada dekade tahun 1960 sampai dengan 1970 terorisme mulai menyerang sumber ekonomi maju. Dalam hal ini sebagai contoh contohnya seperti kasus Brigade Merah di Italia, Badder Menhoff di Jerman, Gerakan Pembebasan Nasional Korsika di Perancis, Tentara Republik Irlandia di bagian utara Irlandia, dan Euzkadi ta Azkatuzana (ETA) di Spanyol. Sekarang trend teror globalisasi telah berkembang dimana Negara-negara asing menjadi target kelompok gerakan teroris. Contoh yang paling sesuai adalah Al Qaeda, organisasi kelompok teroris islam yang melancarkan aksi teror utamanya di Amerika Serikat (11 September 2001) dan di beberapa Negara Eropa ( 11 Maret 2004 pemboman di Madrid, Spanyol).  Terorisme terjadi  akibat dari sebuah isu yang sangat kompleks dan dominan. Definisi yang luas mengenai terorisme adalah sebuah tindakan kekerasan yang dilakukan melawan target non-combatan yang bertujuan untuk mendapatkan perhatian dengan cara melumpuhkan atau meneror khalayak ramai dalam rangka mencapai kepentingan politik tertentu. Literatur terbaru berusaha mengeksplorasi faktor peranan pembangunan ekonomi seperti : kemiskinan, tingkat pendidikan, dan pengangguran dalam kaitannya dengan terorisme. Krueger dan Maleokova menganalisa literatur mengenai data-data statistic dalam rangka mendapatkan rumusan edukasional dan latar belakang individu yang terkait dengan aksi teroris. Penulis ini memfokuskan data yang ada atas pendidikan dan status pendudukan anggota hisbullah pada tahun 1980 dan awal 1990 dan menemukan bahwa pendidikan dan kemiskinan secara statistik tidak mempengaruhi apakah seorang individu menjadi martir dari hisbullah yang sanggup berjihad dijalan Allah yang dianggap sebagai tuntunan yang wajib.

Bukti Bukti yang Empiris Terhadap Konflik dan Terorisme di Konflik Amerika Latin
Pengaruh terorisme pada Negara Amerika Latin Secara skala besar terjadi perang menimbulkan terjadinya gerilya di Kuba pada tahun 1950; di Elsavador pada tahun 1980, di Guatemala dari tahun 1990 sampai pertengahan tahun1990, dan di Kolumbia semenjak1960 sampai sekarang.Perang antar negara di Amerika Latin sering tidaklah lama, contohnya konflik antara Honduras dan Nikaraguapada tahun 1957. Elsalvador dan Hoduras pada tahun  1069 dan perang pendek antara Peru dan Ekuadorpada athun 1995. Diatas tahun 1990 elemen penentu terjadinya perang adalah iklim perang dingin, pengaruh revolusi Kuba, usaha dari pemerintah Amerika untuk ikut campur dalam urusan internal Negara yang berada pada wilayah Amerika Latin yang masih rawan dengan konflik.

Conclution
            Jurnal yang ditulis Andreas in hanya menitik beratkan pada bentuk bentuk penyebab terror dan pelaksana terorisme pada Negara Amerika Latin akan tetapi solusi yang harus dilakukan negra Amerika Latin dalam mencegah aksi aksi terorisme ini tidak dibahas secara menadalam, dalam jurnal ini hanya mengedepankan satu aspek kemudia mengabaikan aspek yang juga sama pentingnya dalam membahas tema ini. pada pembahasannya juga tidak mengedepankan suatu aspek social politik yang bias memperjelas suatu tanggapan sehingga dalam memahami pengertian jurnal ini kurang menyeluruh karena hanya segelitir aspek yang dibahas secara mendalam.
            Pokok pokok tertentu seperti beberapa contoh kasus yang diambil oleh Anreas tidak memfokuskan pada satu Negara kemudian membahasnya secara detail, hal ini membuat pembaca mengetahui segelintir peristiwa terorisme tanpa mengetahui penyebab dan latar belakang peristiwa sehingga dalam pembahasan ini masih dianggap mengambang dan kurang relevan dengan kehidupan Negara Amerika Latin saat ini. Dalam kasus lain Andreas lebih memojokkan satu pihak( pelaku terror) akan tetapi kelalaian dari pihak lain seperti pemerintah tidak dibahas dan disampaikan dalam jurnal ini sehinga pembaca menilai jurnal ini tidak seimbang dalam mengangkat suatu kasus yang sangat tinggi tingkat pemahamannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar